Selasa, 24 November 2009

PSIH VII (Kehati hatian Para Sahabat)

PSIH 7 (Selesai) : Kehati-hatian Para Sahabat
Monday, November 23, 2009 9:16 AM
From:
"syaikhu_pdklapa"
Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com


Pengantar Studi Ilmu Hadis 7 (Selesai)

Ini adalah akhir dari seri pengantar studi ilmu hadis, sekelumit ilmu
yang dikutip dari buku Pengantar Studi Ilmu Hadits, asy-Syaikh Manna
Khalil al-Qaththan rahimahullah. Untuk pemahaman lebih lanjut dan
menyeluruh, silahkan langsung membaca bukunya.

Para sahabat khawatir dengan banyaknya riwayat akan tergelincir pada
kesalahan dan kelalaian, dan menyebabkan kebohongan terhadap Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan akan mendapatkan ancaman yang sangat
keras. Namun tidak berarti bahwa kaum muslimin harus seperti sahabat
ketika membawakan hadis. Karena para ulama ahli hadis dari masa ke masa
telah memberikan contoh yang memudahkan kita dalam membawakan hadis.
Namun, ada baiknya kita merenungi kehati-hatian para sahabat dalam
membawakan hadis, agar kita bisa memberikan kedudukan yang layak pada
sunnah-sunnah Rasul yang mulia.

Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata, "Abu Bakar adalah orang yang paling
berhati-hati dalam menerima hadis. Diriwayatkan oleh Ibnu Syihab dari
Qubaishah bin Dzu`aib bahwasanya seorang nenek datang kepada Abu Bakar
agar mendapatkan warisan. Maka dia berkata, 'Aku tidak mendapatkan
bagianmu sedikitpun dalam al-Quran, dan aku tidak pernah mengetahui
Rasulullah menyebutkan hal itu.' Kemudian ia menanyakan kepada para
sahabat. Mughirah berkata, 'Aku mendengar Rasulullah memberikan bagian
seperenam,' Abu Bakar bertanya, 'Apakah ada orang lain bersamamu?' Lalu
Muhammad bin Maslamah bersaksi seperti itu. Kemudian Abu Bakar
menjalankan dan memberikan bagian kepada nenek tersebut.

Adalah Umar bin Khattab menolak dan mengingkari terhadap orang yang
banyak meriwayatkan hadis. Dikatakan kepada Abu Hurairah -sahabat yang
terbanyak meriwayatkan hadis-, "Apakah anda meriwayatkan hadis pada masa
Umar seperti demikian?" Dia berkata, "Sekiranya aku meriwayatkan hadis
pada masa Umar sebagaimana aku menceritakan hadis pada kalian sekarang
ini, tentu dia akan memukulku dengan cambukan"
(Tadzkirah al-Huffazh karya adz-Dzahabi)

Dari Abu Sa'id al-Khudri ia berkata, "Aku berada dalam salah satu
majelis kaum Anshar. Tiba-tiba datang Abu Musa seakan-akan dia sedang
ketakutan. Lalu berkata, 'Aku telah meminta izin bertamu kepada Umar
sebanyak tiga kali tapi tidak dijawab maka aku kembali. Lalu aku kembali
lagi dan dia berkata, 'Apa yang menghalangimu? ' Maka aku menjawab, 'Aku
telah meminta izin bertamu sebanyak 3 kali tapi tidak dijawab, maka aku
kembali. Dan Rasulullah telah bersabda, 'Apabila salah satu di antara
kalian minta izin 3 kali dan tidak diizinkan maka kembalilah'.

Umar berkata, 'Demi Allah kamu harus memberikan kesaksian apakah di
antara kalian ada yang mendengar dari Rasulullah?' Ubay bin Ka`ab
berkata, 'Demi Allah, tidak ada yang membuktikannya bersamamu melainkan
seorang yang paling muda usianya,' dan akulah (Abu Sa'id) yang termuda
di situ, maka aku pun ikut bersamanya, lalu aku beritahukan kepada Umar
bahwa memang Nabi berkata demikian. Maka Umar pun berkata kepada Abu
Musa, 'Aku bukanlah menuduhmu, akan tetapi kekhawatiranku kepada orang
akan berdusta atas nama Rasulullah' "
(HR. Bukhari, Muslim, dan al-Imam Malik)

Sebagian sahabat setelah meriwayatkan hadis banyak yang mengatakan
dengan kalimat: "atau yang seperti ini," atau, "sebagaimana sabda
beliau,"(aw kama qoola..) atau "serupa dengan itu." Mereka sering kali
gemetar dan rona wajah mereka berubah ketika meriwayatkan sesuatu dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Dari Amru bin Maimun, ia berkata, "Aku selalu menghadiri majelis Ibnu
Mas'ud pada hari Kamis malam dan tidak pernah tidak datang. Aku belum
pernah mendengarnya mengatakan sekalipun, 'Rasulullah bersabda...' . Dan
suatu malam ia berkata, 'Rasulullah bersabda...' Maka dia lalu
menundukkan (kepalanya). Maka aku melihat kepadanya, dia berdiri sambil
menguraikan sarung bajunya, matanya basah, dan urat lehernya mengembang,
lalu dia berkata, "atau kurang dari itu, atau lebih dari itu, atau
mendekati itu, atau mirip dengannya."
(Sunan Ibnu Majah, tahqiq Muhammad Fu'ad Abdul Baqi)

Demikian akhir dari seri ini, semoga dapat menambah pemahaman dan cinta
kita terhadap hadis-hadis Muhammad bin Abdillah shallallahu 'alaihi
wasallam, dan semoga kita termasuk orang-orang yang terus istiqamah
dalam mengkaji dan mengamalkannya.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar