Selasa, 24 November 2009

PSIH IV (Mengamalkan Hadist Dhaif)

4: Mengamalkan Hadis Dhaif?
Friday, November 13, 2009 6:52 AM
From:
"syaikhu_pdklapa"
Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com


Pengantar Studi Ilmu Hadis 4

Hadis dhaif pada dasarnya adalah tertolak dan tidak boleh diamalkan,
bila dibandingkan dengan hadis shahih dan hadis hasan. Namun para ulama
melakukan pengkajian terhadap kemungkinan dipakai dan diamalkannya hadis
dhaif (yang tidak parah kedhaifannya) , sehingga terjadi perbedaan
pendapat di antara mereka:

1. Para ulama muhaqqiq berpendapat bahwa hadis dhaif tidak boleh
diamalkan sama sekali, baik berkaitan dengan masalah akidah atau
hukum-hukum fikih, targhib dan tarhib maupun dalam fadha'ilul a'mal
(keutamaan amal). Inilah pendapat imam-imam besar hadis seperti Yahya
bin Ma'in, Bukhari, Muslim. Pendapat ini juga diikuti oleh Ibnul 'Arabi
ulama fikih dari mazhab Malikiyah, Abu Syamah al-Maqdisi ulama dari
mazhab Syafi'iyah, dan Ibnu Hazm.

2. Pendapat kebanyakan ahli fikih membolehkan untuk mengamalkan dan
memakai hadis dhaif secara mutlak jika tidak didapatkan hadis lain dalam
permasalahan yang sama. Dikutip dari pendapat Abu Hanifah, asy-Syafi'i,
dan Malik. Ibnu Qayyim tampaknya juga termasuk yang memiliki
kecenderungan pada kelompok ini*.

3. Sebagian ulama membolehkan mengamalkan dan memakai hadis dhaif dengan
catatan sebagai berikut: khusus dalam targhib dan tarhib (motivasi
beramal dan ancaman bermaksiat) dan fadhilah 'amal. Sedangkan untuk
masalah akidah dan hukum halal serta haram, mereka tidak membolehkannya.

Ulama yang mempergunakan hadis dhaif dalam fadhilah amal, mensyaratkan
hal-hal sebagai berikut
a. kelemahan hadisnya tidak seberapa.
b. apa yang ditunjukkan hadis itu memiliki dasar lain yang shahih.
c. jangan diyakini kala menggunakannya bahwa hadis itu benar dari Nabi.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar