Selasa, 13 November 2012

BALASAN AMAL BAGI SANG PELOPOR

Assalamu'alaikum wr wb
Segala fuji hanya milik Allah Swt  Tuhan semesta alam
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, yang tak ada nabi sesudahnya

 Allah Swt berfirman
 "Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya"(Qs.  Al-Zalzalah 7)
bahkan   perbuat baik tersebut akan dibalas dengan balasan berlipat berlipat ganda. Firman Allah :
 "  Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya ( Qs Al-An'am 160)

kelipatan dari perbuatan amal baik yang kita peroleh tersebut ternyata tidak hanya sepuluh kali lipat,
 tetapi kita akan memperoleh lipatan pahala yang tak bisa kita hitung lagi berapa jumlahnya.
Sekarang coba saudara-saudaraku seiman memperhatikan hadist dibawah ini, adakah yang bisa menghitung berapa kira-kira balasan dari amal perbuatan baik yang akan kita peroleh jika kita menjadi seorang pelopor dari suatu perbuatan baik?

Dari Abu Amr Jarir Ib n Abdullah ra dia berkata: " Ketika kami di siang hari berada di sisi Rasulullah Saw
tiba-tiba beliau didatangi oleh sekelompok orang yang telanjang,
hanya memakai kain shuf tebal dengan bergaris-garis yang dilobangi dari kepala , sambil membawa pedang.
Kebanyakan mereka atau semuanya berasal dari suku mudhar.
Maka berubahlah wajah Rasulullah  Saw  ketika melihat penderitaan mereka.
Beliau segera masuk rumah dan kemudian keluar lagi dan menyuruh Bilal agar menyuarakan adzan dan iqamah
kemudian Beliau sholat lalu berkhutbah: " Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu " sampai akhir ayat " Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." ( An-Nisa:1)

Dan ayat lain yang ada diakhir surat Al-Hasyr:18 "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan perbuatannya untuk hari esok."

Hendaklah seseorang itu bersedekah dari uang dinarnya, dan gantangan gandumnya, dan dari gantangan kurmanya, hingga beliau bersabda - dan meskipun dengan separuh biji kurma."
Maka datanglah seorang Anshar dengan membawa pundi-pundi besar hampir tidak kuat ditangannya, bahkan benar-benar tidak kuat. Kemudian orang-orang saling mengikuti, hingga saya melihat dua tumpukan makanan dan pakaian. Hingga saya melihat wajah Rasulullah Saw bersaeri-seri kegirangan seolah-olah bersinar.
Maka Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa memulai memberi contoh amal kebaikan didalam Islam, maka ia mendapat pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikuti amal itu sesudahnya, tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun.
Dan barang siapamemulai memberi contoh kejelekan didalam Islam maka, dia akan menanggung dosanyadan dosarang-orang yang meniru perbuatannya dengan tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun ( HR. Muslim)

Jumat, 28 September 2012

MANA YANG DIPILIH




dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya,
 mendirikan shalat, 
dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka,
 secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; 
orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),

(yaitu) syurga 'Adn
 yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh 
dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, 
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;

 (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum
. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.

orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh
dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan 
dan Mengadakan kerusakan di bumi, 
orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan 
dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).

Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. 
mereka bergembira dengan kehidupan di dunia,
 Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).

orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan(*) siapa yang Dia kehendaki 
dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya",

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. 
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(Qs Ar Rad 22 s/d 28)


(*) Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.

Minggu, 08 Juli 2012

PERSIAPAN RAMADHAN

Marhaban ya Ramadhan
Ramadhan telah didepan mata, mari mempersiapkan diri menyambutnya dengan hal-hal berikut ini:

                1. Niat
  • ”Sesungguhnya amal-amal perbuatan tergantung niatnya, dan bagi tiap orang apa yang diniatinya. ( HR Bukhari)
  • Berniat menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan karena Ramadhan bulan yang penuh rahmad-Nya  sebagaimana firman Allah swt Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus ayat 58)
  • Mempersiapkan diri sebaik mungkin, berniat akan berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan ,Memperbaiki niat setiap harinya untuk berpuasa esok hari dibulan Ramadhan pada malam hari atau pada saat kita makan sahur. 
 
           2.  Memperbanyak ibadah

Di bulan yang Allah swt melipat gandakan pahala amalan kita maka hendaknya kita jangan menyia-nyiakan kesempatan tsb spt:

  •  Memberi makan berbuka puasa “Barangsiapa memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah)
  • Bersedekah.  Dan menurut riwayat Al-Baihaqi, dari Aisyah radhiallahu 'anha :"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika masuk bulan Ramadhan membebaskan setiap tawanan dan memberi setiap orang yang meminta. "
  • Sholat malam.  Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
    "Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih)
  • Membaca Al-Qur’an Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling bersemangat terhadap kebaikan. Dan (beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam) lebih bersemangat ketika Malaikat Jibril ‘alaihissalam datang menemuinya di bulan Ramadhan. Dan Malaikat Jibril ‘alaihissalam biasa menemui beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam di setiap malam selama bulan Ramadhan hingga akhir bulan. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam membacakan kepadanya Al Qur`an. Maka ketika Jibril ‘alaihissalam menemuinya, Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam lebih bersemangat terhadap kebaikan (lebih kencang) daripada angin yang berhembus.” (HR. Al Bukhari)
  • Menghatamkan Al-Quran sekali dalam seminggu, atau sekali dalam sepuluh hari atau kalau belum mampu kita menghatamkan Al-Qur’an sekali dalam sebulan.” Rasulullah bersabda khatamkanlah Al-Qur’an dalam setiap bulan.” Saya berkata “wahai nabi Allah, saya masih kuat melakukan yang lebih baik dari itu. “ Beliau bersabda “ maka khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Saya berkata “wahai nabi Allah, saya masih kuat melakukan yang lebih baik dari itu.” Beliau bersabda “ maka khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Saya berkata “wahai nabi Allah, saya masih kuat melakukan yang lebih baik dari itu.” Beliau bersabda “ maka khatamkanlah dalam tujuh hari dan jangan lebih dari itu.” ( HR shahih Bukhari-Muslim)
  • I’tikaf pada malam 10 terakhir Ramadhan  Dalam sepuluh hari terakhir ini, kaum muslimin dianjurkan (disunnahkan) untuk melakukan i’tikaf. Sebagaimana Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada setiap Ramadhan selama 10 hari dan pada akhir hayat, beliau melakukan i’tikaf selama 20 hari. (HR. Bukhari).

         3. Memperbanyak doa

  • Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
  • Memohon agar Allah memberi karunia-Nya pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
  • Memohan agar mendapatkan malam yang nilai ibadahnya lebih baik dari seribu bulan, memohon agar agar pintu-pintu surga yang dibuka tak akan pernah tertutup lagi bagi kita, memohon agar  pintu-pintu neraka ditutup, tak akan pernah dibuka lagi bagi kita
             4.   Membersihkan diri

 Persiapan ruhiyah atau mempersiapkan nurani untuk menyambut bulan Ramadhan merupakan persiapan yang sudah seharusnya dipersiapkan. Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan cara tazkiyatun nafs/ membersihkan hati dari penyakit-penyakit dalam jiwanya sehingga hati nurani akan bersih dari penyakit-penyakit yang dapat mengganggu ibadah di bulan Ramadhan nantinya.
“Dan beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya” (Asy-Syams:9)
 
5.     Memperbanyak taubat

Karena bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan pengampunan maka hendaklah kita tidak menyia-niakan-nya dengan memperbanyak taubat dan mahan pengampunan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُون
“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat

Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat, karena taubat wajib dilakukan setiap saat. Allah ta’ala berfirman,
 “Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31)

6.     Mempersiapan ilmu tentang Ramadhan atau persiapan ilmiyah

Ibadah di bulan Ramdhan akan lebih maksimal jika kita mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan nya yang dapat membekali kita untuk menjalani ibadah di bulan tersebut dengan lebih baik dan lebih berkualitas dan lebih khusuk 

Semoga amalan di Ramadhan ini lebih baik buat kita dibanding amal Ramadhan kita yang telah lalu aamiin
Wassalamu'alaikum


Kamis, 31 Mei 2012

HIDAYAH ALLAH


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
 “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, terhindar dari perbuatan yang tidak baik, dan kecukupan.” (HR. Muslim)


يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

“ Wahai Dzat yang membolak balik kalbu, tetapkanlah kalbuku didalam agama-Mu “(HR Ad-Tirmidzi) 
Hidayah secara bahasa berarti petunjuk. Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan disisi Allah. Muhammad Mustafa al-Maraghi (1881-1945), mufasir kontemporer dari Mesir, membagi hidayah yang diberikan Allah swt.
  • Ada empat macam hidayah yaitu hidayah naluri ( insting). Hidayah panca indra, hidayah akal( fikiran ) dan hidayah dien ( agama )
  •  
  • 1.   Hidayah al-ilham (petunjuk ilham),
  •  yaitu berupa gharizah (insting, pembawaan asli) merupakan hidayah yang dianugerahkan    tidak hanya kepada manusia tetapi juga dianugerahkan kepada binatang dan tumbuhan.
  •  
  • 2.    Hidayah al-Hawasy (petunjuk panca indera)
  • yaitu petunjuk yang dianugerahkan pada panca indra kita berupa pendengaran, penglihatan, penciuman, dll.  Dengan indera ini manusia dapat membedakan sesuatu yang bermanfaat dan mudharat  bagi  dirinya.  akan tetapi, hidayah dalam bentuk ini belum dapat mengantarkan manusia kepada kebenaran, karena kemampuannya sangat terbatas, misalnya mata melihat benda yang jaraknya jauh lebih kecil dari sebenarnya; lidah orang yang sedang ditimpa sakit merasakan gula itu pahit, dan sebagainya dan biasanya hidayah indra yang dimiliki binatang lebih baik dari pada yang dimiliki oleh manusia.  Karena itu, Allah swt.  menyempurnakan hidayah ini dengan Hidayah akal
  •  
  • 3. Hidayah al-‘Aql (petunjuk akal), yaitu berupa kemampuan akal untuk memikirkan, memahami, dan mengetahui suatu objek, yang akan dapat membawanya kepada kebenaran dan keselamatan hidup. Al-Qur’an menganjurkan manusia agar memperhatikan segala sesuatu di sekitarnya serta memikirkan, memahami, dan mengetahui seluk beluknya sebagai ciptaan Allah swt. guna memantapkan keimanannya, seperti terlihat pada QS Ali `Imran 190
  • ž“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
  •  
  • Nalar/akal berfungsi dalam batas-batas panca indera dan tidak bisa  lepas darinya.  Akal jarang sekali mampu menangkap apa yang di luar jangkauan panca indera, bahkan dalam kegiatan lahiriah kadang-kadang dia bertentangan dengan nafsu, dan seringkali nafsu itulah yang menang.  Akal dengan jelas menunjukkan bahwa suatu perbuatan tertentu akan menyebabkan luka, akan tetapi nafsu memaksa  untuk mengabaikan akal.  Di sinilah dibutuhkan hidayah yang keempat, yaitu Hidayah ad-Din yang merupakan karunia Ilahi kepada manusia yang terbesar.
  •  
  • 4. Hidayah ad-Din (petunjuk agama), yaitu berupa wahyu yang diturunkan Allah swt. kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya atau kepada manusia seluruhnya, untuk dijadikan sebagai pedoman hidup guna mencapai kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. Wahyu tersebut kemudian dibukukan dan disebut kitab suci.  Kitab suci terakhiryang diturunkan Allah kepada umatnya ialah al-Qur’an, yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai hidayah untuk segenap manusia.. Hidayah hanya milik Allah swt. semata.  Oleh sebab itu, tidak seorang pun yang dapat memberikannya selain Allah swt., baik dalam bentuk hidayah yang umum ataupun hidayah yang khusus.  Hal ini diisyaratkan oleh firman Allah swt. Dalam ( QS. al-Qashas : 56)
  • “ Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
  •  

Minggu, 20 Mei 2012

AMALAN YANG DITERIMA


Arti, Pengertian, Definisi amal adalah 

1.   _    perbuatan (baik atau buruk)
2.   - perbuatan baik yang mendatangkan pahala
 
Perbuatan buruk  adalah perbuatan yang akan mendapatkan imbalan berupa dosa, sedangkan perbuatan baik, merupakan amalan yang dilakukan dimana harapan balasannya adalah berupa pahala yang akan membawa kita kenikmat akhir yaitu Surga.sebagaimana firman Allah berikut ini
 
“ Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. (/Al Mukmin: 40

Namun adakalanya amal baik yang kita lakukan itu sia-sia atau dengan kata lain tidak mendapatkan imbalan pahala sama sekali ini terjadi karena amalan yang kita lakukan disertai perbuatan-perbuatan yang dapat menghapus pahala amalan tsb.
  
“ dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. (Az Zumar: 65)

Tauhid adalah syarat paling mendasar yang perlu diperhatikan agar amalan baik yang kita lakukan dapat diterima dan diberi ganjaran pahala oleh Allah Swt.Selain itu masih ada dua syarat lagi yang berkaitan dengan satuan amalan, yaitu ikhlash dan mutaba’ah. Ikhlas

1.      N i a t
“ sesungguhnya setiap amalan tergantung dengan niatnya, dan setiap orang mendapatkan balasan terhadap amalan seseorang sesuai niatnya (Hr Muslim)
Dari Abu Yazid Ma’n ra,dia berkata Bapak saya, Yazid pernahmengeluarkan beberapa keeping uang dinar, dia bersedekah dengannya, lalu dia titipkan kepada seseorang di masjid.Kemudian saya mengambilnya dan membawanya kembali pada Bapak. Maka Bapak berkata: Bemi Allah bukan kamu yang saya inginkan. Maka saya memperkarakannya kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda: “ imu adalah apa yang engkau niatkan wahai Yazid, dan bagimu adalah yang telah engkau  ambil, wahai Ma’n ( Hr Al Bukhari)  

2.      Mutaba’ah (sesuai dengan tuntunan Rasul)
Amal ibadah meskipun dilakukan dengan ikhlash akan tetapi jika tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka pasti ditolak.
Beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang melakukan amalan yang tidak ada dasarnya dari kami, maka itu tertolak” (HR. Muslim)

Rabu, 16 Mei 2012

MEMPEROLEH TURUNAN YANG SHALEH-SHALEHAH

Seorang Ayah berdoa 
Seorang bunda mengamini disampingnya
Ya Tuhanku jadikanklah pasangan dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami
Ya Tuhanku berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu
Anugerahkan aku anak yang termasuk orang-orang yang shaleh
Jadikan aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat
Ya Tuhanku kabulkanlah doaku

Wahai sahabatku
Aku dan kau pasti sama seperti Ayah dan Bunda itu
Kita pasti punya harapan yang sama seperti mereka
lalu usaha apa yang sudah kita lakukan?
Sudahkan kita menjadi hamba Allah yang taat pada-Nya?
Adakah kita memilih pasangan hidup seseorang yang juga taat pada-Nya

Ingatkah kita tentang kisah tentang nabi Nuh
Seorang nabi yang taat tetapi mempunyai istri yang ingkar
akhirnya turunan mereka juga ada yang ingkar
Kisah lainnya adalah dari nabi Ibrahim
Seorang nabi yang taat dan mempunyai istri-istri yang taat pula
Ismail dan Ishak adalah putra-putra  yang shaleh
putra-putra yang dianugerahkan Allah pada  nabi Ibrahim dan istri-istri shalehanya

Menjadikan diri sendiri menjadi hamba yang taat kepada-Nya
Kemudian memilih pasangan hidup seorang yang taat pula kepada-Nya
Merupakan langkah awal usaha kita untuk memperoleh keturunan yang taat kepada-Nya
Merupakan podasi yang harusa diperhatikan
Bukan memilih pasangan karena baik rupanya
Bukan juga karena harta dan jabatannya
Kalau bisa diperoleh kesemuanya
Tentulah itu anugerah yang harus disukuri dan dijaga sepanjang hidupmu

Rabu, 09 Mei 2012

BERWASIAT JIKA SUDAH DATANG TANDA-TANDA MAUT


BERWASIAT JIKA SUDAH DATANG TANDA-TANDA MAUT

“ diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.(Qs Al Baqarah 180)
Kewajiban berwasiat seringkali ter-abaikan karena kita tidak mengetahui keberadaannya.  
Tanda-tanda kematian ( maut)
“dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?", dan Dia yakin bahwa Sesungguhnya Itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dan betis kanan (qs Al Qiyaamaah 27,28,29)

Suatu ketika Nabi Ya'kub berkata kepada malaikat maut. "Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita.""Apakah itu?" tanya malaikat maut. "Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku." Malaikat maut berkata, "Baik aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku akan mengirim dua atau tiga utusanku." Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah.

Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya'kub. Kemudian, Nabi Ya'kub bertanya, "Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"

"Aku datang untuk mencabut nyawamu." Jawab malaikat maut. "Lalu, mana ketiga utusanmu?" tanya Nabi Ya'kub. "Sudah kukirim." Jawab malaikat, "Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya'kub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam."


Diceritakan bahwa para Nabi bertanya kepada Malaikat Maut, "Apakah Anda mempunyai utusan yang memberikan peringatan kepada manusia agar mereka bersiap-siap menerima kedatangan Anda?"
Malaikat Maut menjawab, " Ya, saya telah memberi peringatan kepada manusia dengan mengirim utusan yang sangat banyak, diantaranya: tenaga (stamina) yang sudah melemah, penyakit, uban yang mulai tumbuh, usia yang sudah tua, serta berubah (berkurangnya) daya pendengaran dan penglihatan