Kamis, 31 Mei 2012

HIDAYAH ALLAH


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
 “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, terhindar dari perbuatan yang tidak baik, dan kecukupan.” (HR. Muslim)


يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

“ Wahai Dzat yang membolak balik kalbu, tetapkanlah kalbuku didalam agama-Mu “(HR Ad-Tirmidzi) 
Hidayah secara bahasa berarti petunjuk. Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan disisi Allah. Muhammad Mustafa al-Maraghi (1881-1945), mufasir kontemporer dari Mesir, membagi hidayah yang diberikan Allah swt.
  • Ada empat macam hidayah yaitu hidayah naluri ( insting). Hidayah panca indra, hidayah akal( fikiran ) dan hidayah dien ( agama )
  •  
  • 1.   Hidayah al-ilham (petunjuk ilham),
  •  yaitu berupa gharizah (insting, pembawaan asli) merupakan hidayah yang dianugerahkan    tidak hanya kepada manusia tetapi juga dianugerahkan kepada binatang dan tumbuhan.
  •  
  • 2.    Hidayah al-Hawasy (petunjuk panca indera)
  • yaitu petunjuk yang dianugerahkan pada panca indra kita berupa pendengaran, penglihatan, penciuman, dll.  Dengan indera ini manusia dapat membedakan sesuatu yang bermanfaat dan mudharat  bagi  dirinya.  akan tetapi, hidayah dalam bentuk ini belum dapat mengantarkan manusia kepada kebenaran, karena kemampuannya sangat terbatas, misalnya mata melihat benda yang jaraknya jauh lebih kecil dari sebenarnya; lidah orang yang sedang ditimpa sakit merasakan gula itu pahit, dan sebagainya dan biasanya hidayah indra yang dimiliki binatang lebih baik dari pada yang dimiliki oleh manusia.  Karena itu, Allah swt.  menyempurnakan hidayah ini dengan Hidayah akal
  •  
  • 3. Hidayah al-‘Aql (petunjuk akal), yaitu berupa kemampuan akal untuk memikirkan, memahami, dan mengetahui suatu objek, yang akan dapat membawanya kepada kebenaran dan keselamatan hidup. Al-Qur’an menganjurkan manusia agar memperhatikan segala sesuatu di sekitarnya serta memikirkan, memahami, dan mengetahui seluk beluknya sebagai ciptaan Allah swt. guna memantapkan keimanannya, seperti terlihat pada QS Ali `Imran 190
  • ž“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
  •  
  • Nalar/akal berfungsi dalam batas-batas panca indera dan tidak bisa  lepas darinya.  Akal jarang sekali mampu menangkap apa yang di luar jangkauan panca indera, bahkan dalam kegiatan lahiriah kadang-kadang dia bertentangan dengan nafsu, dan seringkali nafsu itulah yang menang.  Akal dengan jelas menunjukkan bahwa suatu perbuatan tertentu akan menyebabkan luka, akan tetapi nafsu memaksa  untuk mengabaikan akal.  Di sinilah dibutuhkan hidayah yang keempat, yaitu Hidayah ad-Din yang merupakan karunia Ilahi kepada manusia yang terbesar.
  •  
  • 4. Hidayah ad-Din (petunjuk agama), yaitu berupa wahyu yang diturunkan Allah swt. kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya atau kepada manusia seluruhnya, untuk dijadikan sebagai pedoman hidup guna mencapai kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. Wahyu tersebut kemudian dibukukan dan disebut kitab suci.  Kitab suci terakhiryang diturunkan Allah kepada umatnya ialah al-Qur’an, yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai hidayah untuk segenap manusia.. Hidayah hanya milik Allah swt. semata.  Oleh sebab itu, tidak seorang pun yang dapat memberikannya selain Allah swt., baik dalam bentuk hidayah yang umum ataupun hidayah yang khusus.  Hal ini diisyaratkan oleh firman Allah swt. Dalam ( QS. al-Qashas : 56)
  • “ Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
  •  

Minggu, 20 Mei 2012

AMALAN YANG DITERIMA


Arti, Pengertian, Definisi amal adalah 

1.   _    perbuatan (baik atau buruk)
2.   - perbuatan baik yang mendatangkan pahala
 
Perbuatan buruk  adalah perbuatan yang akan mendapatkan imbalan berupa dosa, sedangkan perbuatan baik, merupakan amalan yang dilakukan dimana harapan balasannya adalah berupa pahala yang akan membawa kita kenikmat akhir yaitu Surga.sebagaimana firman Allah berikut ini
 
“ Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. (/Al Mukmin: 40

Namun adakalanya amal baik yang kita lakukan itu sia-sia atau dengan kata lain tidak mendapatkan imbalan pahala sama sekali ini terjadi karena amalan yang kita lakukan disertai perbuatan-perbuatan yang dapat menghapus pahala amalan tsb.
  
“ dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. (Az Zumar: 65)

Tauhid adalah syarat paling mendasar yang perlu diperhatikan agar amalan baik yang kita lakukan dapat diterima dan diberi ganjaran pahala oleh Allah Swt.Selain itu masih ada dua syarat lagi yang berkaitan dengan satuan amalan, yaitu ikhlash dan mutaba’ah. Ikhlas

1.      N i a t
“ sesungguhnya setiap amalan tergantung dengan niatnya, dan setiap orang mendapatkan balasan terhadap amalan seseorang sesuai niatnya (Hr Muslim)
Dari Abu Yazid Ma’n ra,dia berkata Bapak saya, Yazid pernahmengeluarkan beberapa keeping uang dinar, dia bersedekah dengannya, lalu dia titipkan kepada seseorang di masjid.Kemudian saya mengambilnya dan membawanya kembali pada Bapak. Maka Bapak berkata: Bemi Allah bukan kamu yang saya inginkan. Maka saya memperkarakannya kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda: “ imu adalah apa yang engkau niatkan wahai Yazid, dan bagimu adalah yang telah engkau  ambil, wahai Ma’n ( Hr Al Bukhari)  

2.      Mutaba’ah (sesuai dengan tuntunan Rasul)
Amal ibadah meskipun dilakukan dengan ikhlash akan tetapi jika tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka pasti ditolak.
Beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang melakukan amalan yang tidak ada dasarnya dari kami, maka itu tertolak” (HR. Muslim)

Rabu, 16 Mei 2012

MEMPEROLEH TURUNAN YANG SHALEH-SHALEHAH

Seorang Ayah berdoa 
Seorang bunda mengamini disampingnya
Ya Tuhanku jadikanklah pasangan dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami
Ya Tuhanku berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu
Anugerahkan aku anak yang termasuk orang-orang yang shaleh
Jadikan aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat
Ya Tuhanku kabulkanlah doaku

Wahai sahabatku
Aku dan kau pasti sama seperti Ayah dan Bunda itu
Kita pasti punya harapan yang sama seperti mereka
lalu usaha apa yang sudah kita lakukan?
Sudahkan kita menjadi hamba Allah yang taat pada-Nya?
Adakah kita memilih pasangan hidup seseorang yang juga taat pada-Nya

Ingatkah kita tentang kisah tentang nabi Nuh
Seorang nabi yang taat tetapi mempunyai istri yang ingkar
akhirnya turunan mereka juga ada yang ingkar
Kisah lainnya adalah dari nabi Ibrahim
Seorang nabi yang taat dan mempunyai istri-istri yang taat pula
Ismail dan Ishak adalah putra-putra  yang shaleh
putra-putra yang dianugerahkan Allah pada  nabi Ibrahim dan istri-istri shalehanya

Menjadikan diri sendiri menjadi hamba yang taat kepada-Nya
Kemudian memilih pasangan hidup seorang yang taat pula kepada-Nya
Merupakan langkah awal usaha kita untuk memperoleh keturunan yang taat kepada-Nya
Merupakan podasi yang harusa diperhatikan
Bukan memilih pasangan karena baik rupanya
Bukan juga karena harta dan jabatannya
Kalau bisa diperoleh kesemuanya
Tentulah itu anugerah yang harus disukuri dan dijaga sepanjang hidupmu

Rabu, 09 Mei 2012

BERWASIAT JIKA SUDAH DATANG TANDA-TANDA MAUT


BERWASIAT JIKA SUDAH DATANG TANDA-TANDA MAUT

“ diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.(Qs Al Baqarah 180)
Kewajiban berwasiat seringkali ter-abaikan karena kita tidak mengetahui keberadaannya.  
Tanda-tanda kematian ( maut)
“dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?", dan Dia yakin bahwa Sesungguhnya Itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dan betis kanan (qs Al Qiyaamaah 27,28,29)

Suatu ketika Nabi Ya'kub berkata kepada malaikat maut. "Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita.""Apakah itu?" tanya malaikat maut. "Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku." Malaikat maut berkata, "Baik aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku akan mengirim dua atau tiga utusanku." Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah.

Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya'kub. Kemudian, Nabi Ya'kub bertanya, "Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"

"Aku datang untuk mencabut nyawamu." Jawab malaikat maut. "Lalu, mana ketiga utusanmu?" tanya Nabi Ya'kub. "Sudah kukirim." Jawab malaikat, "Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya'kub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam."


Diceritakan bahwa para Nabi bertanya kepada Malaikat Maut, "Apakah Anda mempunyai utusan yang memberikan peringatan kepada manusia agar mereka bersiap-siap menerima kedatangan Anda?"
Malaikat Maut menjawab, " Ya, saya telah memberi peringatan kepada manusia dengan mengirim utusan yang sangat banyak, diantaranya: tenaga (stamina) yang sudah melemah, penyakit, uban yang mulai tumbuh, usia yang sudah tua, serta berubah (berkurangnya) daya pendengaran dan penglihatan

Senin, 07 Mei 2012

DOSA-DOSA BESAR

1. Syirik Dosa yang Terbesar dan Tidak Diampuni Allah SWT
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [An Nisaa’:116]

2.  Durhaka kepada Ibu dan Bapak (Orang Tua)
Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya, “Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?” Nabi Saw menjawab, “Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya. (Mutafaq’alaih)
Aku beritahukan yang terbesar dari dosa-dosa besar. (Rasulullah Saw mengulangnya hingga tiga kali). Pertama, mempersekutukan Allah. Kedua, durhaka terhadap orang tua, dan ketiga, bersaksi palsu atau berucap palsu. (Ketika itu beliau sedang berbaring kemudian duduk dan mengulangi ucapannya tiga kali, sedang kami mengharap beliau berhenti mengucapkannya). (Mutafaq’alaih)

3. Murtad
" .....Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.( Qs Al Baqarah 217)
  
4.  Tidak Mengerjakan Shalat
Tidak mengerjakan shalat adalah dosa besar. Demikian pula meninggalkan kewajiban lainnya dalam rukun Islam seperti puasa, zakat dan Haji (bagi yang mampu).
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?”
Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak mengerjakan shalat” [Al Muddatstsir:42-43]

5. Membunuh seseorang dengan sengaja
”Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” [An Nisaa’:93]

6 Bunuh Diri
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” [An Nisaa’:29]
 Barangsiapa bunuh diri dengan besi, maka di neraka jahanam nanti besi itu selalu di tangannya, ia menusuk-nusukkannya ke perutnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan minum racun, maka di neraka jahanam nanti ia akan terus meminumnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka di neraka jahanam nanti, ia akan menjatuhkan (dirinya) selama-lamanya.” (HR. Muslim)

7. Riba (Mengambil Bunga)
" orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(Qs. Al Baqarah 275)

8.  Berzina
"dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam Keadaan terhina, (Qs Al Furqaan 68,69)