Jumat, 19 November 2010

SEPULUH SEBAB PENGHAPUS DOSA

Nash-nash al-Qur`an dan Sunnah telah menunjukkan bahwa hukuman dosa
(siksa) dapat dihapuskan dari seorang hamba dengan sepuluh sebab
berikut ini:

1. Taubat Nasuha.

Yaitu taubat yang sebenar-benarnya taubat, maka ia (taubat nasuha)
dapat meleburkan dosa sebelumnya. Dan Allah Subhanahu Wata'ala Maha
menerima taubat hamba-hambaNya yang mau bertaubat kepadaNya.

Dan orang yang bertaubat dari segala dosa bagaikan orang yang tidak
memiliki dosa. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman, artinya, “Dan
Dialah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.
asy-Syura: 25).

Allah Subhanahu Wata'ala juga berfirman, artinya, “Orang-orang yang
mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman;
sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat yang disertai dengan iman itu
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-A’raf: 153).

2. Beristighfar.

Yaitu memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Sesungguhnya
Allah akan mengampuni hamba-hambaNya yang meminta ampunan
(beristighfar) kepadaNya. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman, artinya,
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya,
kemudian mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa`: 110).

Allah Subhanahu Wata'ala juga berfirman, artinya, “Dan Tidaklah (pula)
Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS.
al-Anfal: 33).

Begitu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang
apa yang beliau riwayatkan dari Rabbnya, artinya, “Wahai anak cucu
Adam (manusia) seandainya dosa-dosamu setinggi awan di langit, lalu
kamu meminta ampun kepadaKu, niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosamu.”
(HR. at-Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”

Allah Subhanahu Wata'ala juga berfirman dalam hadits qudsi, artinya,
“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan (dosa)
di waktu malam dan siang hari, sedangkan Aku lah yang dapat mengampuni
semua dosa, maka mohon ampunlah kalian kepadaKu niscaya Aku akan
mengampuni dosa kalian.” (HR. Muslim).

3. Kebaikan-kebaikan menghapuskan dosa-dosa.

Seperti shalat, shadaqah, puasa, haji, membaca al-Qur`an, berdzikir
kepada Allah, berdo’a, beristighfar, berbakti kepada kedua orang tua,
menyambung silatur rahim, dan lain-lain. Allah Subhanahu Wata'ala
berfirman, artinya, “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi
siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang
yang ingat.” (QS. Huud: 114).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Shalat-shalat yang
lima waktu, jum’at ke jum’at, ramadhan ke ramadhan dapat meleburkan
dosa diantara keduanya apabila dosa-dosa besar dijauhkan.” (HR.
Muslim).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda, “Dan ikutilah
perbuatan buruk/ kejahatan dengan perbuatan yang baik, niscaya dia
menghapuskannya.” (HR. at-Tirmidzi dan dia menghasankannya).

Sesungguhnya satu kebaikan dilipat gandakan balasannya sampai sepuluh
kali lipat, adapun keburukan akan dibalas yang serupa dengannya. Maka
celakalah bagi orang yang berguguran (kalah) satu persatu dari sepuluh
sebab tersebut.

4. Doa orang-orang yang beriman.

Maksudnya mereka memohon ampunan (kepada Allah, pen.) untuk orang yang
beriman (lainnya) baik ketika hidup maupun setelah mati dan khususnya
pada saat ketidak beradaannya (tanpa sepengetahuan orang yang
didoakan, pen.) dan begitu juga doanya atas saudara-saudaranya yang
telah meninggal dunia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak hadir (tanpa
sepengetahuannya, pen.) adalah mustajab, di samping kepalanya terdapat
malaikat, setiap dia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat
yang diutus berkata, ‘Amin, dan bagimu sepertinya (seperti orang yang
didoakan, pen.).” (HR. Muslim).

5. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan/ diniatkan untuk si mayyit .

Seperti shadaqah; puasa; haji; membebaskan budak; dan yang lainnya.
Para ulama berpendapat, “Amal shalih apa pun (yang dapat mendekatkan
diri kepada Allah) yang dia kerjakan dan dia peruntukkan pahalanya
untuk seorang muslim baik yang masih hidup ataupun yang telah
meninggal, maka hal itu bermanfaat baginya.” Dan yang lebih utama
adalah mencukupkan dalam hal tersebut pada apa yang dijelaskan/
ditetapkan oleh nash-nash (al-Qur`an dan Sunnah).

6. Syafa’at Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan selainnya.

Maksudnya adalah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain
beliau akan memberikan syafa’at kepada orang-orang yang berbuat dosa
pada hari Kiamat dengan izin Allah Subhanahu Wata'ala sebagaimana hal
tersebut ditetapkan di dalam hadits-hadits shahih.

7. Musibah-musibah.

Dengannya lah Allah Subhanahu Wata'ala menghapuskan dosa-dosa atau
kesalahan-kesalahan (yang dilakukan oleh hamba-hambaNya, pent.) di
dunia sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ash-Shahihain,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam;bersabda, “Tidaklah orang yang
beriman ditimpa penyakit yang terus menerus dan tidak pula rasa cemas,
rasa sedih, rasa susah dan rasa sakit, sampai-sampai duri yang menusuk
kecuali Allah menghapuskan dengannya dari dosa-dosa/
kesalahan-kesalahannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

8. Apa yang didapatkan oleh seorang hamba ketika di dalam kubur.

Yakni berupa fitnah, himpitan liang kubur, kengerian, maka ini semua
di antara yang dapat menghapuskan dosa-dosa.

9. Rasa takut, kesusahan serta kengerian terhadap kedahsyatan hari kiamat.

10. Rahmat Allah Subhanahu Wata'ala

Sesungguhnya karena rahmat Allah Subhanahu Wata'ala, semua hamba
mendapatkan maaf dan ampunanNya tanpa sebab, maka Dia lah yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang, sebagaimana Dia berfirman, artinya,
“Dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu.” (QS.
an-Nisa`: 48 dan 116).

Dan Dia lah yang Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya melebihi
sayangnya seorang ibu kepada anak-anaknya dan sungguh rahmat Allah
Subhanahu Wata'ala meliputi segala sesuatu.(Abu Nabiel).

Sumber: Diterjemahkan dari kitab, “An-Nuqath al-’Asyru
adz-Dzahabiyah”, karya: Syaikh Abdur Rahman bin Ali
ad-Dausary.Diposting oleh : Abdurrahman Al-Maluky

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
---------------------------------------------------------------------
dari: YAYASAN AL-SOFWA Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar