Jumat, 04 Juni 2010

KUMPULAN HADITS TENTANG ISTRI

Sedangkan dari Asma binti Yazid radhiyallahu anha dia menceritakan:

“Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah berjalan melalui kami sedang kami semuanya adalah wanita, lalu beliau mengucapkan salam kepada kami dan berkata:’Jauhilah oleh kalian kufur terhadap orang yang berbuat kebaikan’ Lalu kami bertanya “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan kufur terhadap orang-orang yang berbuat kebaikan itu?” Maka beliau menjawab:”Mungkin salah seorang diantara kalian ada yang lama hidup menjanda bersama orangtuanya, lalu Allah Azza wa Jalla memberikannya seorang suami, darinya dia memberikan harta dan keturunan.Kemudian suatu saat dia marah dan mengatakan, “Aku tidak pernah melihat kebaikan sama sekali darinya meskipun hanya satu hari”(HR.Imam Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, hadits shahih)

Hadits-hadits diatas menegaskan tentang kufurnya seorang wanita terhadap kebaikan yang terkandung didalamnya kufur terhadap kenikmatan sekaligus penghinaan terhadap nafkah yang diberikan suami. Nabi Shalallahu alaihi wassalam telah menerangkan dengan jelas dan baik supaya salah seorang dari wanita-wanita itu tidak ada alasan dihadapan Allah Ta’ala pada saat Dia menanyakan tentang muamalahnya dengan sang suami, “Apakah engkau berbuat baik kepadanya ataukah engkau mengkufuri nikmatnya dan meremehkan pemberian nafkahnya?(1)“Allah tidak akan memandang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal ia butuh kepadanya”(HR.Al-Hakim dalam Mustadraknya, beliau mengatakan isnad hadits ini adalah shahih)Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anha, dia bercerita, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda :

“Wanita mana saja yang meninggal sedang suaminya meridhainya maka akan masuk surga” (HR.Ibnu Majah,Tirmidzi, dan Hakim, Dan Al-Hakim mengatakan bahwa isnad hadits ini shahih)

Sabda Beliau yang lainnya:

“Apabila seorang wanita telah menunaikan shalat lima waktu, dan berpuasa bulan Ramadhan, senantiasa mentaati suaminya, menjaga kemaluannya, niscaya akan dikatakan kepadanya,”masuklah kamu kedalam surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki”(HR.Imam Ahmad dan Nasa’i. Semua perawi hadits ini tsiqah)

Sabda Rasulullah saw., "Wanita (istri) terbaik ialah jika engkau melihat kepadanya, ia menyenangkanmu. Jika engkau menyuruhnya, ia taat kepadamu. Jika engkau pergi darinya, ia menjagamu dengan menjaga dirinya dan menjaga hartamu." (HR Muslim dan Ahmad).entang hal ini, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radliyallahu ‘anhum : “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita.” Shahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)

… dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu)

“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi serta selain keduanya. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 85)

Sabda Rasulullah saw,”Seandainya aku (dibolehkan) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain maka pasti aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Muslim)

عَنِ الْحُصَيْنِ بْنِ مِحْصَنٍ أَنَّ عَمَّةً لَهُ أَتَتْ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَةٍ لها فلما فَفَرَغَتْ مِنْ
حَاجَتِهَا, فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ ؟ قَالَتْ : نَعَمْ قَالَ : كَيْفَ أَنْتِ لَهُ
؟ قَالَتْ : مَا آلُوهُ إِلَّا مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ : فَانْظُرِي
أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ.
Diriwayatkan dari Al Hushain bin Mihshan bahwa bibinya pernah datang
kepada Nabi  untuk suatu keperluannya. Setelah selesai dari
keperluannya Nabi  bersabda kepadanya, "Apakah kamu sudah bersuami?".
Ia menjawab, "Ya". Beliau  bertanya lagi, "Bagaimana sikap kamu
terhadap dia". Ia menjawab, "Saya senantiasa berusaha dengan keras
untuk melayaninya kecuali yang saya tidak mampu". Beliau  bersabda
selanjutnya, "Maka lihatlah, bagiamana sikapmu kepadanya, Sesungguhnya
dia adalah surgamu dan sekaligus juga nerakamu".5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar