Minggu, 13 Desember 2009

Risalah Iedul Adha

Segala puji hanya milik Allah ta'ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada utusan Allah Nabi Muhammad Saw Keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Keutamaan Sepuluh Hari Dzul Hijjah

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: "tiada hari yg lebih dicintai Allah Ta'ala untuk berbuat suatu amalan yg baik dari pada hari-hari ini yaitu sepuluh hari Dzul Hijjah, para sahabat bertanya, "wahai Rasulullah, tidak pula dengan jihat fii sabilillah? Rasulullah menjawab,"tidak, tidak pula jihat fii sabilillah, kecuali jika ia keluar dengan jiwa dan hartanya, kemudian ia tak kembali lagi".

Amalan-amalan yang Disyari'atkan pada sepuluh hari Dzul Hijjah
1. Melaksanakan ibadah Haji dan Umrah, Rasulullah Saw yg menjelaskan keutamaan haji dan umrah diantaranya:
"Dari Umrah ke umrah yang lain sebagai penghapus dosa-dosa diantara keduanya dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga"
2. Puasa dengan sempurna (penuh) pada sembilan hari di awal Dzul Hijjah atau semampunya, terutama pada hari Arafah (9 Dzul Hijjah) bagi yang tidak melaksanakan haji. Rasulullah Saw bersabda:
"Saya mengharap kepada Allah agar puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya"(Hr Muslim)
3. Membaca takbir (Allahu Akbar),Tahmid (Alhamdulillah), tahlil(Laa illaha illallah) dan dzikir lain pada hari-hari ini, Allah ta'ala berfirman:
"Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan". (Qs.Al Hajj 28)
4. Bertaubat dan menutup setiap pintu maksiat dan dosa, hingga ia meraih ampunan dan rahmat Allah, Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah cemburu dan cemburunya Allah adalah terhadap hamba-Nya yg melakukan hal-hal yg diharamkan-Nya"(Mutafaq'alaih)
5. Memperbanyak amal sholeh dan ibadah-ibadah yg disunahkan, seperti;Sholat, jihad, membaca Al quran, dan beramar ma'ruf nahi munkar dll, karena sesungguhnya ibadah-ibadah semacam ini dilipat gandakan pahalanya, bahkan amalan-amalan yg biasa lebih utama dan dicintai Allah dari pada amalan utama diwaktu yang lain.
6. Disyari'atkan untuk melantunkan takbir disepanjang malam dan siang hingga sholat ied (ini diharamkan takbir mutlak), begitu pula takbir muqayyad yaitu takbir yg dilakukan setelah sholat jamaah fardu. Bagi mereka yg tidak melaksanakan ibadah haji, waktu takbir dimulaisejak fajar hari Arfah, sedangkan bagi mereka yg sedang melakssanakan ibadah haji, waktunya dimulai dari Zhuhur hari qurban hingga Ashar hari tasyriq yg terakhir.
7. Disyari'atkan pula qurban pada hari raya Iedul-Adha dan hari-hari tasyriq. Sunah ini sejak Nabi Ibrahim As, disaat Allah menebus Ismail As dengan seekor hewan sembelihan yang besar.
Terdapat dalam hadits shahih bahwa Rasulullah Saw berqurban dengan dua ekor kambing yang gemuk, beliau menyembelihnya dengan tangan sendiri, dengan cara: membaca bismillah dan bertakbir seraya meletakkan kakinya pada kedua leher kambing (Mutafaq'alaih)
8. Orang yang hendak berqurban hendaknya tidak memotoang rambut dan kukunya. Nabi Saw bersabda, " bila kalian melihat hilal (bulan sabit) Dzul Hijjah dan slah eorang dari kalian ingin berqurban maka hendaklah ia tidak memotong rambut dan kukunya ". Dan dalam riwayat yang lain dijelaskan " maka janganlah mengambil rambut dan kukunya hingga ia menyembelih qurbannya". (Hr Muslim)
9. Hendaklah seorang muslim bersungguh-sungguh melaksanakan sholat ied, mendengar khutbah , mendapat pencerahan ilmu, dan mengetahui hikmah disyari'atkannya sholat ied yaitu, hari untuk menggemakan kesyukuran dan beramal kebajikan.

Akhirnya hendaklah setiap muslim dan muslimah memanfaatkan semaksimalmungkin hri-hari ini untuk ketaatan kepada Allah, zikir dan syukur kepada-Nya serta memenuhi kewajiban dan menjauhi setiap larangan begitu pula meraih karunia-karunia Allah untuk mendapatkan ridho-Nya.

Dan hanya Allah pemberi taufiq dan hidayah kejalan yang lurus , mudah-mudahan Allah senantiasa mencurahkan rahmad dan kesejahteraan-Nya kepada Nabi Muhammad Saw , keluarga dan sahabat-sahabatnya.

(Ringkasan Lpp Al-Irsyad Pwt dari tulisan Syeikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrn)(Anggota Badan Fatwa Kingdom Of Saudi Arabia)

Rabu, 09 Desember 2009

Tangkis Bencana Dengan Sedekah

Tangkis Bencana dengan Sedekah
Oleh : Uti Konsen.U.M. (APPost)

Kalau tidak mengandung samudera hikmah dan lautan pahala, tentu Rasulullah
SAW tidak akan menganjurkan untuk selalu bersedekah kepada para
sahabat, bahkan termasuk kepada sahabat yang paling miskin, seperti Abu
Dzar Al Ghifari, Bilal dan Abu Dhamdham. Saking “penasaran“, Abu Dzar
pernah bertanya “Wahai Nabi Allah. Engkau selalu memerintahkan kepada
kami untuk bersedekah, apa hakekat sedekah itu ?“ Rasulullah SAW
menjawab dengan satu kalimat yang diulanginya tiga kali berturut-turut
“Sedekah itu sesuatu yang ajaib!“.

Rasulullah SAW bersabda “Jika aku perintahkan kalian akan sesuatu, maka
lakukanlah sebagian dari sesuatu itu semampu kalian. Akan tetapi, jika
aku melarang kalian dari sesuatu, maka tinggalkanlah sesuatu itu
seluruhnya (secara total). Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman,
“Wahai anak Adam, kosongkanlah gudangmu untuk memenuhi apa yang ada di
sisi-Ku. Engkau akan selamat dari kebakaran, kebanjiran, pencurian dan
kejahatan. Itu semua lebih engkau butuhkan“ (HR.Thabrani dan Baihaqi)..

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah dapat menolak tujuh
puluh pintu bencana “. Karena itu Nabi SAW menganjurkan agar bersedekah
setiap hari, pada awal pagi dengan apa saja. Karena bencana atau bala
tidak akan menembus benteng sedekah seorang mukmin. Ujar Ibnu Al
Qayyim, “Allah menolak beragam bencana dengan sedekah. Ketentuan ini
telah populer, baik bagi para ulama maupun orang awam. Oleh karena itu,
banyak penduduk bumi yang mengandalkan sedekah, karena mereka telah
mencobanya.” Ibnu Abi Alja’ad menandaskan, “Sesungguhnya sedekah
menolak tujuh puluh pintu keburukan“. Dalam bagian lain Ibnu Al Qayyim
bertutur, “Sedekah memiliki dampak yang luar biasa untuk menolak
berbagai macam bala meskipun sedekah itu dikeluarkan oleh orang yang
fasik, zalim atau kafir. Dengan mengeluarkan sedekah, Allah akan
menolak berbagai macam bala yang akan menimpa orang itu.”

Dikisahkan Jibril memberi tahu nabi Isa AS. perihal kematian tukang
cuci. Ketika Isa As pergi ke tempat tukang cuci itu, ia sedang mencuci.
Nabi Isa terkejut karena ternyata tukang cuci itu masih hidup. Jibril
turun memberi tahu Isa AS “Karena dia bersedekah dengan 3 potong roti.
Allah pun menghindarkannya dari bencana kematian. Sebenarnya di dalam
tumpukan pakaian yang dia bawa, ada seekor ular hitam yang akan
menggigitnya. Namun Allah menyelamatkannya dari bencana itu karena
sedekahnya“.

Satu hari malaikat maut menemui nabi Ibrahim AS dan bertanya “Siapa
anak muda yang tadi bertamu ke rumahmu?“. ”Ia sahabat sekaligus
muridku,“ jawab Nabi Ibrahim. ”Apa maksud kedatangannya menemuimu!“.
“Dia mengutarakan niatnya akan menikah esok pagi,“ kilah Ibrahim.
”Sayang sekali ya, usia anak muda itu tidak akan sampai esok pagi,“
ujar malaikat maut. Setelah itu ia segera meninggalkan nabi Ibrahim.
Ternyata esok harinya Nabiyallah Ibrahim masih melihat dan menyaksikan
walimah pernikahan anak muda itu. Bahkan usia anak muda itu sampai 70
tahun. Ketika perihal tersebut ditanyakan Ibrahim kepada malaikat maut,
ia menjawab : “Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak
muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang
membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut,
hingga engkau masih melihatnya hidup“.

Dua orang akhwat dari salah satu Ponpes di Bandung mengaku baru kembali
dari kampung halamannya di Jawa Tengah. Keduanya bercerita, tentang
kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan bus
antarkota, beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan, bus yang
ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Bahkan
para penumpang yang duduk didekatnya meninggal seketika dengan
bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua akhwat
itulah yang selamat dengan tidak terluka sedikitpun. Menurut pengakuan
keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya waktu itu, yakni
ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan
selama dalam perjalanan selalu melafazdkan zikir (Dahsyatnya Sedekah
oleh Aa Gym). Dalam kaitan ini, terbukti lagi kebenaran sabda
Rasulullah SAW “Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bencana
atau bala tidak pernah mendahului sedekah“. “Belilah semua kesulitanmu
dengan Sedekah“. “Obatilah penyakitmu dengan sedekah“. “Sedekah itu
sesuatu yang ajaib“. “Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana“.

Diceritakan, bahwa di zaman Nabi Sulaiman AS terjadi sepasang merpati
mengadu, bahwa telurnya selalu diganggu oleh seseorang yang jahil.
Sulaiman AS memerintahkan kepada iblis menjaga keselamatan telur
merpati itu dan mematahkan pria yang akan mengganggunya. Suatu hari si
Merpati datang mengadu kepada Sulaiman. Nabi Sulaiman meminta
pertanggungan jawaban si Iblis yang ditugasi. Si Iblis berkata, “Kami
tidak dapat menekuk batang leher si pengganggu itu, karena ia dikawal
oleh dua malaikat. Pria yang jahil itu, sebelum keluar rumah, di pagi
harinya, ia telah bersedekah sekeping roti kering kepada si pengemis.

Maka dianjurkan ketika terjadinya bencana, untuk mengasihi kaum duafa
dengan bersedekah kepada mereka. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW,
“Saling mengasihilah di antara kalian, niscaya kalian akan dikasihi.
Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman ( Allah ). Saling
mengasihilah di antara kalian orang-orang dimuka bumi ini, niscaya
kalian akan dikasihi oleh yang ada di atas langit“. Telah diriwayatkan
dari Umar bin Abdul Aziz, bahwasanya beliau dahulu pernah menulis
perintah kepada para pembantunya – ketika terjadinya gempa bumi agar
mereka bersedekah. Wallahualam. *

Selasa, 01 Desember 2009

TIPS MEMBANGUN RUMAH ISLAMI

Tips Membangun Rumah yang Islami
Dalam membangun rumah yg Islama ada beberapa petunjuk yg dapat kita terapkan
diantaranya:

1. Tetangga yang Baik
Pilihlah tetangga dan lingkungan yg baik
Nabi Saw berdoa: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga
yang buruk di tempat pemukiman. Sesungguhnya tetangga-tetangga orang-orang
Badui suka berpindah-pindah. " (HR. Ibnu 'Asakir)
Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di
belakang, di sebelah kanan dan di sebelah kiri (rumahnya). (HR. Ath-Thahawi) .

Usahakan agar tetangga anda cukup makannya:
Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara
tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu. (HR. Al Bazzaar)

2. Hendaknya rumah cukup luas (tidak terlampau luas, tapi juga tidak terlampau
sempit).
Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh,
rumah yang luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Sebaliknya rumah yang terlalu sempit cenderung
membuat penghuninya tidak betah di rumah sehingga akhirnya banyak menghabiskan
waktunya diluar rumah untuk kegietan yg mungkin kerang bermanfaat.

3. Jangan Membangun Rumah Megah
Dalam membangun rumah, janganlah terlalu mewah sehingga jadi
bermegah-megahan. Ini tidak disukai Allah dan merupakan satu sifat dari
orang-orang yang buruk di akhir zaman.
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu" [At Takaatsur:1]
Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan
bangunan-bangunan yang megah. (HR. Bukhari)
Jangan membangun rumah yang terlampau tinggi (misalnya sampai 4 tingkat)
sehingga akhirnya tetangga tidakmendapat sinar matahari atau angin.
Ketika ditanya tanda-tanda hari kiamat Nabi menjawab: "Seorang budak
wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah
telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun
gedung-gedung bertingkat." [HR Muslim]

4. Buatlah Rumah yang Baik
"... menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk." [Al A'raaf:157]
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai
orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan. " [Al Maa-idah:100]
Rumah yang baik adalah rumah yang sehat. Yaitu jendelanya cukup sehingga
sinar matahari bisa masuk dan tidak lembab. Ini juga bisa menghemat listrik
karena siang hari tak perlu menyalakan lampu. Selain itu ventilasinya juga
harus baik sehingga udara segar bisa masuk ke dalam rumah. Jarak antara lantai
dan atap sebaiknya agak tinggi sehingga tidak terlalu panas.

5. Rumah juga harus kuat dan aman.
Rumah yg kuat tergantung material yg digunakan, pilihlah material yg dapat menjamin kekuatan bagunan, sedangkan aman tergantung didaerah mana rumah itu didirikan Misalnya didaerah gempa maka bangunlah rumah yg tahan gempa dll.
Sebaiknya rumah minimal terdiri dari 3 kamar. Satu untuk suami-istri, satu
untuk anak laki-laki, dan satu lagi untuk anak perempuan.
Hendaknya aurat dari lawan jenis (kecuali suami-istri) terpelihara dengan
pembagian kamar yang baik.

6. Buatlah Rumah yang Indah
Allah senang keindahan. Manusia pun banyak yang suka akan keindahan. Oleh
karena itu buatlah rumah yang indah. Tapi ingat, keindahan tidak sama dengan
kemewahan atau kemegahan
Sesungguhnya Allah indah dan senang kepada keindahan. Bila seorang ke luar
untuk menemui kawan-kawannya hendaklah merapikan dirinya. (HR. Al-Baihaqi)

7. Rumah Harus Bermanfaat atau Fungsional
Dari Abu Hurairoh ra, dia berkata: "Rosululloh SAW bersabda:
"Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorangialah meninggalkan sesuatu
yang tidak bermanfaat." (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)

8. WC Jangan Mengarah/Membelakan gi Kiblat
Dari Abu Ayyub Al-Anshari ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila engkau ke
WC, janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya ketika kencing atau buang
air besar, tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat. (Shahih Muslim No.388)
Usahakan agar rumah anda mengarah ke kiblat. Jika tidak, sebaiknya tempat
shalat anda tidak mengarah ke WC.
Usahakan di rumah ada shower atau kran air, sehingga anda bisa mandi/wudlu
dengan lebih sempurna dengan air yangmengalir.
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara kamu mandi dalam air
yang tergenang (tidak mengalir) ketika dalam keadaan junub." Dikeluarkan
oleh Muslim.
Sebaiknya tempat wudlu dipisah dari WC sehingga anda leluasa membaca doa
sebelum atau sesudah wudlu.

9. Rumah Harus Bersih
Rumah yang kotor tidak sehat. Karena akan mengundang berbagai penyakit.
Oleh karena itu rumah harus bersih dan mudah dibersihkan.
Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai
kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang
kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan
meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi)
Penjelasan:
Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di halaman rumah.

10. Jangan Menaruh Patung di dalam Rumah
Umar berkata, "Kami tidak memasuki gereja-gerejamu karena
patung-patung dan gambarnya itu." [HR Bukhari]

11. Jangan Memelihara Anjing
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Barang
siapa memiliki anjing selain anjing penjaga ternak dan anjing pemburu maka
setiap hari pahala amalnya berkurang dua qirath. (Shahih Muslim No.2940)

12. Peliharalah Anak Yatim
Jika anda berkelebihan, asuhlah anak yatim dan perlakukanlah dengan baik.
Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak
yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum
muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu
diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah)

13. Tanamlah Pohon agar Teduh dan Sejuk
Tanamlah pohon di rumah anda sehingga rumah anda teduh dan mendapat udara
segar dari oksigen yang dikeluarkan pohon tersebut.
Jika rumah anda luas mungkin anda bisa menanam pohon besar yang kuat seperti
pohon asem. Jika sedang, bisa menanam pohon ukuran sedang seperti rambutan atau
mangga. Hindari pohon besar yang rapuh dan berbahaya seperti pohon angsana.
Banyak korban jiwa karena tertimpa pohon tersebut ketika terjadi badai/angin
kencang.

MAKNA SYARAT DAN KONSEKWENSI SYAHADAT LAA ILAHAA ILLALLAH

MAKNA, SYARAT DAN KONSEKUENSI SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH

MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH

Yaitu : Tidak ada sesembahan yang disembah dengan haq kecuali Allah. ( Adapun ) selain Allah jika disembah maka pasti dengan kebathilan

Allah Ta'alaa berfirman :
" Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka ibadahi selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. " ( Al Hajj : 62, Luqman : 30 )

Allah Ta'ala berfirman :
" Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah....." ( Muhammad : 19 )

SYARAT-SYARAT LAA ILAAHA ILLALLAH

SYARAT PERTAMA : Mengetahui maknanya baik dalam hal nafi ( meniadakan segala sesembahan selain Allah - pent ) maupun dalam hal itsbat ( menetapkan satu-satunya sesembahan adalah Allah - pent ) yang mana pengetahuan ini menafikan ( meniadakan ) kebodohan.


Allah Ta'ala berfirman :
" Ketahuilah bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah...." ( Muhammad : 19 )

Dari Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu dia berkata :
Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

" Barangsiapa mati dalam keadaan dia mengetahui bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alah maka dia masuk jannah." ( Riwayat Muslim no. 26 )

SYARAT KEDUA : keyakinan yang menafikan keraguan.
Yaitu, hendaknya pengucapnya yakin terhadap penunjukkan kalimat ini dengan keyakinan yang mantap, karena tidak akan memberikan manfaat pada keimana kecuali ilmu yakin, bukan ilmu perkiraan, maka bagaimana kalau keimanan itu dimasuki keraguan ?

Allah Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." ( Al Hujurat : 15 )

Disyaratkan dalam benarnya keimanan mereka terhadap Allah dan RasulNya keadaan mereka tidak ragu-ragu. Adapun orang yang ragu maka ia termasuk ( kelompok ) orang-orang munafik, kita berlindung kepada Allah dari yag demikian- yang Allah Ta'ala berfirman tentang mereka :
" Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya. " ( At-Taubah : 45 )

Dari Abu Hurairah radhiyalloohu 'anhu dia berkata

Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Barangsiapa yang kamu temui di belakang kebun ini, dia bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali A;;ah dalam keadaan hatinya yakin, berilah dia kabar gembira dengan ( dimasukkannya ke dalam ) jannah." ( Riwayat Muslim no. 31 )

Disyaratkan dalam masuk jannahnya si pengucap, hatinya harus yakin tidak ragu-ragu tentangnya. Jika syarat telah hilang ( yakni si pengucap tidak yakin dengan ucapannya tersebut ) maka hilang pulalah yang ditetapkan dengan syarat tersebut ( maka di tidak masuk jannah )

SYARAT KETIGA : Menerima konsekuensi kalimat ini baik dengan hati maupun lisan, yang menafikan penolakan.

Allah Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" ( Ash-Shoffat : 35 - 36 )

Dari Abu Musa Al 'Asy'ari berkata

Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :".....maka itu adalah permisalan orang yang memahami agama Allah, dia mengambil manfaat dan memberi manfaat ( kepada orang lain ) dengan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku, maka dia telah mengilmui dan mengajarkan ilmu tersebut. ( Beda permisalannya ) dengan orang yang tidak peduli terhadap semua itu dan tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus." ( Riwayat Bukhori no. 79 dan Muslim no. 2282 )

SYARAT KEEMPAT : Tunduk dan patuh terhadap konsekuensi kalimat Laa ilaaha Illallah, yang menafikan ( sikap - pent ) meninggalkan ( konsekuensi tersebut )

Allah Ta'ala berfirman :
" Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya ( tunduk ) kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan ( muwahhid ), maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh ( Laa ilaaha Illallah ). " ( Luqman : 22 )
Makna " menyerahkan diri " yaitu tunduk.
Makna"sedang dia orang yang berbuat kebaikan " yaitu seorang muwahhid ( orang yang mengesakan Allah dalam beribadah kepadaNya ).
Makna "buhul tali yang kokoh" yaitu Laa ilaaha Illallah

Allah Ta'ala berfirman :
"Dan kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." ( Az-Zumar : 54 )

Dari Abdullah bin 'Amr secara marfu':
" Tidaklah beriman seseorang sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang kubawa ( ajaranku )."
An-Nawawi berkata dalam Al-Arba'in no. 41 : " Hadits hasan shohih, telah kami riwayatkan dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad shohih". Dishohihkan oleh Asy-Syaikh Hafizh Hakami dalam kitabnya Ma'arijul Qobul ( 2 / 422 ). Ibnu Katsir telah berhujjah dengannya dalam tafsir ayat :
"Tidaklah sepantasny a bagi seorang yang beriman baik laki-laki maupun wanita, jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka." ( Al Ahzab : 36 )

SYARAT KELIMA : Kejujuran yang menafikan kedustaan
yaitu hendaknya dia mengucapkan kalimat ini dalam keadaan hatinya membenarkannya. Jika dia mengucapkan dengan lisannya dalam keadaan hatinya tidak membenarkan maka dia adalah seorang munafik lagi pendusta.

Allah Ta'ala berfirman :
Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." ( Al 'Ankabut : 1-3 )

Allah Ta'ala berfirman :

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya ; dan mereka mendapatkan siksa yang pedih, disebabkan kedustaan yang mereka lakukan." ( Al Baqoroh : 8 - 10 )

Dari Anas bin Malik radhiyalloohu 'anhu dia berkata
Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Tidaklah seseorang yang bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasulullaah secara jujur dari hatinya kecuali Allah akan mengharamkan ( dia kekal di dalam ) an-nar." ( Riwayat Bukhori 128 dan ini lafadz beliau: dan Muslim : 32 )

SYARAT KEENAM : Keikhlasan yang menafikan kesyirikan, kemunafikan, riya, serta sum'ah.
Ikhlas yaitu memurnikan amalan dengan niat yang baik dari seluruh kotoran syirik.

Allah Ta'ala berfirman :
" Maka beribadahlah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama kepadaNya." ( Az-Zumar : 2 )

Allah Ta'ala berfirman :
"Padahal mereka tidaklah diperintah kecuali agar mereka beribadah hanya kepada Allah dengan mengikhlaskan agama kepadaNya... ." ( Al- Bayyinah : 5 )

Dari Abu Hurairah radhiyalloohu 'anhu dia berkata :

Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Orang yang paling bahagia dengan syafa'atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha Illallah ikhlas / tulus dari hatinya." ( Riwayat Bukhori : 99 )

Dari 'Utsman bin Malik radhiyalloohu 'anhu dia berkata :

Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Sesungguhnya Allah mengharamkan ( kekekalan ) di dalam an-nar bagi orang yang mengucapkan Laa ilaaha Illallah dalam keadaan mengharap wajah Allah ( ikhlas karena Allah )". ( Riwayat Bukhori 415 dan Muslim dalam Kitab Al-Masajid wa Mawadhi'ush- sholah nomor khusus : 263 )

SYARAT KETUJUH : Mencintai kalimat yang agung dan penuh barokah ini, mencintai konsekuensinya, dan mencintai para pengucapnya yang beramal dengannya yang menetapi syarat-syaratnya; serta membenci perkara-perkara yang berlawanan dengannya.

Allah Ta'ala berfirman :
" Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah." ( Al Baqarah : 165 )

Allah Ta'ala berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya. ." ( Al-Maidah : 54 )

Dari Anas bin Malik radhiyalloohu 'anhu dia berkata :
Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Tiga perkara yang barangsiapa ketiga perkara tersebut ada pada dirinya, maka dia akan merasakan manisnya iman, yaitu : Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah darinya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke an-nar." ( Riwayat Bukhori : 16 dan Muslim : 43 )

Penganut " laa ilaaha Illallah " mereka mencintai Allah dengan kecintaan yang murni. Sedangkan penganut kesyirikan mereka mencintai Allah dan juga mencintai selainNya, hal ini menafikan konsekuensi " laa ilaaha Illallah".

SYARAT KEDELAPAN : Mengingkari thaghut, yaitu sesembahan selain Allah. Dan beriman kepada Allah baik sebagai Rabb, Khaliq maupun sebagai sesembahan yang haq.

Allah Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." ( Al-Baqarah : 256 )

Dari Thoriq bin Asyyam radhiyalloohu 'anhu, dia berkata: " Aku mendengar Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha Illallah dan mengingkari sesembahan-sesembah an selain Allah maka haramlah darah dan hartanya ( tidak boleh dibunuh dan tidak boleh diambil hartanya tanpa haq ), dan hisabnya ( diserahkan ) kepada Allah." [ Riwayat Muslim no. 230 dan Ahmad ( 3/472)]

Aku berkata : Laa ilaaha Illallah mengumpulkan antara penafian dan penetapan. " Laa ilaaha " menafikan semua sesembahan selain Allah ; " illallah " menetapkan peribadahan hanya kepada Allah tidak ada sekutu bagiNya.

Kedelapan syarat ini telah terkumpul di dalam dua bait berikut ini :

Ilmu, keyakinan, keikhlasan dan kejujuran beserta kecintaan, ketundukan dan penerimaan terhadapnya
dan ditambah yang kedelapan, pengingkaranmu dari perkara-perkara yang disembah selain Allah

Tentang pembahasan syarat Laa ilaah Illallah merujuklah ke kitab Ma'arijul Qobul dengan syarah Sullamul Wushul ila 'ilmil ushul fit Tauhid yang dikarang oleh Asy-Syaikh Hifizh bin Ahmad Hakami ( 2/418-424 ) dan Ad-Durusul Muhimmah li'ammatil Ummah yang dikarang oleh yang mulia Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Abdullah bin Baz semoga Allah merahmati beliau.

KONSEKUENSI SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH

Konsekuensi syahadat Laa ilaaha Illallah adalah :
Meninggalkan peribadahan kepada seluruh sesembahan selain Allah yang ditunjukan oleh ( kalimat ) penafian, yaitu ucapan kita : " Laa ilaaha " dan beribadah kepada Allah semata tiada sekutu bagiNya yang ditunjukkan oleh kalimat penetapan, yaitu ucapan kita : " Illallah ".

Allah Ta'ala berfirman
" Rabbmu telah memerintahkan / mewasiatkan agar kamu tidak beribadah kecuali kepadaNya." ( Al-Israa : 23 )

Allah Ta'ala berfriman :
" Dan beribadahlah kalian kepada Allah dan jangan menyekutukanNya dengan sesuatu apapun." ( An-Nisa' : 36 )

Allohu Ta'ala A'lam

Untuk lebih jelasnya silahkan baca buku : Al-Qoulul Mufid ( Penjelasan Tentang Tauhid ), karya Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab al-Wushobiy