Selasa, 24 November 2009

PSIH VII (Kehati hatian Para Sahabat)

PSIH 7 (Selesai) : Kehati-hatian Para Sahabat
Monday, November 23, 2009 9:16 AM
From:
"syaikhu_pdklapa"
Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com


Pengantar Studi Ilmu Hadis 7 (Selesai)

Ini adalah akhir dari seri pengantar studi ilmu hadis, sekelumit ilmu
yang dikutip dari buku Pengantar Studi Ilmu Hadits, asy-Syaikh Manna
Khalil al-Qaththan rahimahullah. Untuk pemahaman lebih lanjut dan
menyeluruh, silahkan langsung membaca bukunya.

Para sahabat khawatir dengan banyaknya riwayat akan tergelincir pada
kesalahan dan kelalaian, dan menyebabkan kebohongan terhadap Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan akan mendapatkan ancaman yang sangat
keras. Namun tidak berarti bahwa kaum muslimin harus seperti sahabat
ketika membawakan hadis. Karena para ulama ahli hadis dari masa ke masa
telah memberikan contoh yang memudahkan kita dalam membawakan hadis.
Namun, ada baiknya kita merenungi kehati-hatian para sahabat dalam
membawakan hadis, agar kita bisa memberikan kedudukan yang layak pada
sunnah-sunnah Rasul yang mulia.

Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata, "Abu Bakar adalah orang yang paling
berhati-hati dalam menerima hadis. Diriwayatkan oleh Ibnu Syihab dari
Qubaishah bin Dzu`aib bahwasanya seorang nenek datang kepada Abu Bakar
agar mendapatkan warisan. Maka dia berkata, 'Aku tidak mendapatkan
bagianmu sedikitpun dalam al-Quran, dan aku tidak pernah mengetahui
Rasulullah menyebutkan hal itu.' Kemudian ia menanyakan kepada para
sahabat. Mughirah berkata, 'Aku mendengar Rasulullah memberikan bagian
seperenam,' Abu Bakar bertanya, 'Apakah ada orang lain bersamamu?' Lalu
Muhammad bin Maslamah bersaksi seperti itu. Kemudian Abu Bakar
menjalankan dan memberikan bagian kepada nenek tersebut.

Adalah Umar bin Khattab menolak dan mengingkari terhadap orang yang
banyak meriwayatkan hadis. Dikatakan kepada Abu Hurairah -sahabat yang
terbanyak meriwayatkan hadis-, "Apakah anda meriwayatkan hadis pada masa
Umar seperti demikian?" Dia berkata, "Sekiranya aku meriwayatkan hadis
pada masa Umar sebagaimana aku menceritakan hadis pada kalian sekarang
ini, tentu dia akan memukulku dengan cambukan"
(Tadzkirah al-Huffazh karya adz-Dzahabi)

Dari Abu Sa'id al-Khudri ia berkata, "Aku berada dalam salah satu
majelis kaum Anshar. Tiba-tiba datang Abu Musa seakan-akan dia sedang
ketakutan. Lalu berkata, 'Aku telah meminta izin bertamu kepada Umar
sebanyak tiga kali tapi tidak dijawab maka aku kembali. Lalu aku kembali
lagi dan dia berkata, 'Apa yang menghalangimu? ' Maka aku menjawab, 'Aku
telah meminta izin bertamu sebanyak 3 kali tapi tidak dijawab, maka aku
kembali. Dan Rasulullah telah bersabda, 'Apabila salah satu di antara
kalian minta izin 3 kali dan tidak diizinkan maka kembalilah'.

Umar berkata, 'Demi Allah kamu harus memberikan kesaksian apakah di
antara kalian ada yang mendengar dari Rasulullah?' Ubay bin Ka`ab
berkata, 'Demi Allah, tidak ada yang membuktikannya bersamamu melainkan
seorang yang paling muda usianya,' dan akulah (Abu Sa'id) yang termuda
di situ, maka aku pun ikut bersamanya, lalu aku beritahukan kepada Umar
bahwa memang Nabi berkata demikian. Maka Umar pun berkata kepada Abu
Musa, 'Aku bukanlah menuduhmu, akan tetapi kekhawatiranku kepada orang
akan berdusta atas nama Rasulullah' "
(HR. Bukhari, Muslim, dan al-Imam Malik)

Sebagian sahabat setelah meriwayatkan hadis banyak yang mengatakan
dengan kalimat: "atau yang seperti ini," atau, "sebagaimana sabda
beliau,"(aw kama qoola..) atau "serupa dengan itu." Mereka sering kali
gemetar dan rona wajah mereka berubah ketika meriwayatkan sesuatu dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Dari Amru bin Maimun, ia berkata, "Aku selalu menghadiri majelis Ibnu
Mas'ud pada hari Kamis malam dan tidak pernah tidak datang. Aku belum
pernah mendengarnya mengatakan sekalipun, 'Rasulullah bersabda...' . Dan
suatu malam ia berkata, 'Rasulullah bersabda...' Maka dia lalu
menundukkan (kepalanya). Maka aku melihat kepadanya, dia berdiri sambil
menguraikan sarung bajunya, matanya basah, dan urat lehernya mengembang,
lalu dia berkata, "atau kurang dari itu, atau lebih dari itu, atau
mendekati itu, atau mirip dengannya."
(Sunan Ibnu Majah, tahqiq Muhammad Fu'ad Abdul Baqi)

Demikian akhir dari seri ini, semoga dapat menambah pemahaman dan cinta
kita terhadap hadis-hadis Muhammad bin Abdillah shallallahu 'alaihi
wasallam, dan semoga kita termasuk orang-orang yang terus istiqamah
dalam mengkaji dan mengamalkannya.

Wallahu a'lam

PSIH VI (Hadist Matruk dan Hadist Munkar)

PSIH 6: Hadis Matruk dan Hadis Munkar?
Wednesday, November 18, 2009 11:25 PM
From:
"syaikhu_pdklapa"
Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com


Pengantar Studi Ilmu Hadis 6:

Hadis matruk dan hadis munkar termasuk golongan hadis yang parah
kedhaifannya, sehingga ulama bersepakat tentang tidak bolehnya kedua
golongan hadis tersebut dipakai sebagai hujjah. Berikut ini penjelasan
singkatnya.

1. Hadis matruk

Maksudnya adalah hadis yang di dalam sanadnya terdapat perawi yang
dituduh berdusta. Bedanya dengan maudhu` yaitu, maudhu' perawinya telah
jelas berdusta, sedangkan matruk perawinya dituduh berdusta.

Hadis matruk disebut juga hadis semipalsu.

Tuduhan berdusta bisa disebabkan oleh salah satu dari 2 hal berikut

a. hadis tersebut tidak diriwayatkan kecuali melalui jalur dia saja, dan
bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang digali oleh para ulama dari
nash-nash syar'i

b. perawi tersebut dikenal berdusta dalam perkataan biasa, tetapi tidak
diketahui kedustaannya dalam meriwayatkan hadis.

2. Hadis munkar

Yaitu hadis yang kecacatan perawinya disebabkan oleh banyaknya
kesalahan, sering lupa, atau kefasikan, maka dinamakan hadis munkar.

Lebih jauh lagi, para ulama mendefinisikan hadis munkar dengan 2
pengertian sebagai berikut

a. hadis dengan perawi tunggal yang banyak kesalahannya atau
kelalaiannya, atau nampak kefasikannya atau lemah ketsiqahannya.

b. hadis dengan perawi yang lemah dan bertentangan dengan riwayat dari
perawi yang tsiqah.

Wallahu a'lam

PSIH V (Hadist Maudhu)

] PSIH 5: Hadis Maudhu'?
Monday, November 16, 2009 12:48 AM
From:
"syaikhu_pdklapa"
Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com


Pengantar Studi Ilmu Hadis 5:

Hadis maudhu' maknanya adalah sesuatu yang diciptakan dan dibuat-buat
lalu dinisbatkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara
dusta. Disebut juga hadis palsu.

Ini adalah yang paling buruk dan jelek di antara hadis-hadis dhaif.
Bahkan sebagian ulama mengeluarkannya dari kelompok hadis dhaif, dan
membuatkan kelompok sendiri, hadis maudhu'.

Para ulama sepakat bahwasannya haram hukumnya meriwayatkan hadis dhaif
yang maudhu' bila mengetahui kepalsuannya, kecuali disertai dengan
penjelasan akan ke-maudhu'-annya. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu
'alaihi wasallam

"Barangsiapa menceritakan hadis dariku sedangkan dia mengetahui bahwa
itu dusta, maka dia termasuk pendusta" (HR. Muslim, shahih)

Dari Abu Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah shallallahu
`alaihi wa sallam: "Barangsiapa yang berdusta atasku (yakni atas
namaku) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di
neraka." (HR. al-Bukhari dan Muslim, shahih)

Di antara motivasi yang mendorong terjadinya hadis maudhu' adalah

1. Membela mazhab/kelompoknya

2. Mendekatkan diri pada penguasa

3. Cerita dan nasehat
Para tukang cerita ingin menarik perhatian orang awam untuk mengajak
mereka kepada kebaikan dan menghindari kemungkaran. Padahal salah satu
kaidah fiqh yang terkenal adalah "al-ghoyah la tubarrirul washilah",
tujuan tidak menghalalkan (segala) cara.

Contoh hadis maudhu' adalah, "Barangsiapa yang mengucapkan kalimat laa
ilaaha illa Allah, maka Allah menciptakan dari setiap kata itu seekor
burung yang paruhnya dari emas dan bulunya dari marjan."

Di antara perawi hadis maudhu' adalah Maisarah bin Abdu Rabbih. Ketika
ditanya, "Dari mana Anda dapatkan hadis-hadis ini?" Dia menjawab, "Aku
memalsukannya untuk menggembirakan orang."

Hadis maudhu' bisa saja ikut terbawa dalam kitab-kitab ulama yang
dikenal keshalehannya karena ketidaktahuan mereka, atau mereka belum
sempat memeriksa hadis tersebut ketika mengutipnya.

Wallahu a'lam

[Diringkas dari "Pengantar Studi Ilmu Hadis", Manna Khalil al-Qaththan,
Pustaka al-Kautsar]

------------ ---------

Sssst....
Adapun yang berikut, bukanlah hadis maudhu', melainkan shahih :)

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas
Radhiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh
Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan
Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi
sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali
orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak
kembali dengan sesuatu apapun".

Klo pake tanggalan republika, 2 hari lagi (tgl 18 nov) mulai, lho...

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan, "Sepuluh hari
(pertama) Dzul Hijjah lebih utama daripada sepuluh hari terakhir di
bulan Ramadhan. Dan sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan lebih
utama dari sepuluh malam (pertama) bulan Dzul Hijjah." (Majmu Fatawa
Ibnu Taimiyyah)
Muridnya Ibnul Qoyyim rahimahullah juga menyatakan," Ini menunjukkan
bahwa sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan menjadi lebih utama
karena adanya Laitatul Qadr, dan Lailatul Qadr ini merupakan bagian dari
waktu-waktu malamnya, sedangkan sepuluh hari (pertama) Dzul Hijjah
menjadi lebih utama karena hari-harinya (siangnya), karena didalamnya
terdapat yaumun Nahr (hari berkurban), hari `Arafah dan hari
Tarwiyah (hari ke delapan Dzulhijjah). (Zadul Maa'ad)

Ready..... Go! :D

PSIH IV (Mengamalkan Hadist Dhaif)

4: Mengamalkan Hadis Dhaif?
Friday, November 13, 2009 6:52 AM
From:
"syaikhu_pdklapa"
Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com


Pengantar Studi Ilmu Hadis 4

Hadis dhaif pada dasarnya adalah tertolak dan tidak boleh diamalkan,
bila dibandingkan dengan hadis shahih dan hadis hasan. Namun para ulama
melakukan pengkajian terhadap kemungkinan dipakai dan diamalkannya hadis
dhaif (yang tidak parah kedhaifannya) , sehingga terjadi perbedaan
pendapat di antara mereka:

1. Para ulama muhaqqiq berpendapat bahwa hadis dhaif tidak boleh
diamalkan sama sekali, baik berkaitan dengan masalah akidah atau
hukum-hukum fikih, targhib dan tarhib maupun dalam fadha'ilul a'mal
(keutamaan amal). Inilah pendapat imam-imam besar hadis seperti Yahya
bin Ma'in, Bukhari, Muslim. Pendapat ini juga diikuti oleh Ibnul 'Arabi
ulama fikih dari mazhab Malikiyah, Abu Syamah al-Maqdisi ulama dari
mazhab Syafi'iyah, dan Ibnu Hazm.

2. Pendapat kebanyakan ahli fikih membolehkan untuk mengamalkan dan
memakai hadis dhaif secara mutlak jika tidak didapatkan hadis lain dalam
permasalahan yang sama. Dikutip dari pendapat Abu Hanifah, asy-Syafi'i,
dan Malik. Ibnu Qayyim tampaknya juga termasuk yang memiliki
kecenderungan pada kelompok ini*.

3. Sebagian ulama membolehkan mengamalkan dan memakai hadis dhaif dengan
catatan sebagai berikut: khusus dalam targhib dan tarhib (motivasi
beramal dan ancaman bermaksiat) dan fadhilah 'amal. Sedangkan untuk
masalah akidah dan hukum halal serta haram, mereka tidak membolehkannya.

Ulama yang mempergunakan hadis dhaif dalam fadhilah amal, mensyaratkan
hal-hal sebagai berikut
a. kelemahan hadisnya tidak seberapa.
b. apa yang ditunjukkan hadis itu memiliki dasar lain yang shahih.
c. jangan diyakini kala menggunakannya bahwa hadis itu benar dari Nabi.

Wallahu a'lam

PSIH III (Hadist Dhaif)

PSIH 3: Hadis Dhaif?
Tuesday, November 10, 2009 11:54 PM
From:
"syaikhu_pdklapa"
Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com


Pengantar Studi Ilmu Hadis 3
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -\
--

Hadis dhaif adalah hadis yang tidak memenuhi syarat hadis shahih/hasan.

Secara garis besar, penyebab suatu hadis disebut dhaif terbagi 2, yaitu

A. Gugurnya Sanad
Keguguran sanad ada 2 macam
1. Keguguran sanad secara zhahir dan dapat diketahui ulama hadis karena
faktor perawi yang tidak pernah bertemu gurunya (perawi di atasnya) atau
hidup tidak sezaman dengannya.

2. Keguguran yang tidak jelas dan tersembunyi. Ini tidak dapat diketahui
kecuali oleh ulama yang ahli dan mendalami 'ilal hadis.

B. Cacatnya perawi
Cacat perawi bisa berkaitan dengan 'adalah dalam agama, atau dengan
dhabith (hafalan).
Berkaitan dengan ke'adalah-annya yaitu:
1. Dusta
2. Tuduhan berdusta
3. Fasik
4. Bid'ah
5. al-jahalah (tidak jelas)

Berkaitan dengan kedhabit-annya yaitu:
1. Kesalahan yang sangat buruk
2. Buruk hafalan
3. Kelalaian
4. Banyaknya waham (syak wasangka)
5. Menyelisihi para perawi yang tsiqah.

Secara lebih mendalam, hadis dhaif dibagi lagi menjadi beberapa kelompok
sesuai tingkat kedhaifannya, yaitu
1. hadis dhaif
2. hadis munkar
3. hadis matruk
4. hadis maudhu'

Tekadang ketika disebut hadis dhaif saja, ia bisa bermakna hadis dhaif
secara umum, ataupun hadis dhaif secara khusus (hadis yang tingkat
kedhaifannya tidak parah). Adapun dalam pembahasan boleh tidaknya
mengamalkan hadis dhaif, maka yang dimaksud adalah hadis dhaif secara
khusus (yang tidak parah kedhaifannya) .

Wallahu a'lam

PSIH II (Hadist Shahih dan Hadist Hasan)

Hadis Shahih dan Hadis Hasan?
Thursday, November 5, 2009 1:00 AM
From:
"syaikhu_pdklapa"
Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com


Shahih menurut istilah ilmu hadis ialah hadis yang sanadnya (jalur
periwayatan) bersambung dari permulaan sampai akhir, disampaikan oleh
orang-orang yang adil, memiliki kemampuan menghafal yang sempurna
(dhabit), serta tidak ada penyelisihan dengan perawi yang lebih
terpercaya darinya (syadz), dan tidak ada 'illat yang berat.

1. Sanad bersambung maksudnya setiap perawi telah mengambil hadis secara
langsung dari gurunya mulai dari awal sampai akhir sanad.

2. Perawi yang adil maksudnya setiap perawi harus seorang muslim,
baligh, berakal, tidak fasik (bermaksiat/ tidak taat), dan berperangai
baik. Tentang baligh, asy-Syaikh al-Qaththan mengatakan bahwa pendapat
yg benar adalah syarat baligh ketika meriwayatkan hadis. Adapun ketika
mendengar/menerima hadisnya, tidak disyaratkan perawi tersebut sudah
baligh, namun cukup dengan tamyiz (bisa membedakan, memahami perkataan
orang)

3. Dhabt yang sempurna maksudnya setiap perawi harus sempurna
hafalannya. Terbagi dua, yaitu dhabt shadr, dan dhabt kitab.
Dhabt shadr adalah apabila seorang perawi benar-benar menghafalnya dalam
dadanya (shadr), dan mampu mengungkapkannya kapan saja.
Dhabt kitab adalah apabila seorang perawi "menjaga" hadis yang telah
didengarnya dalam bentuk tulisan.

4. Tidak ada syuzudz (syadz) maksudnya adalah perawinya tidak
menyelisihi riwayat perawi yang lebih tsiqah (terpercaya) darinya.

5. Tidak ada 'illat yang berat, maksudnya tidak ada cacat pada hadis
tersebut. 'illat adalah sebab tersembunyi yang dapat merusak status
keshahihan hadis meskipun zhahirnya tidak nampak cacat.

Contoh 'illat adalah menyambung yang munqathi (terputus sanadnya),
memarfu'kan (menyambung sampai Nabi saw) hadis yang mauquf (hanya sampai
perkataan sahabat), memasukkan suatu hadis ke dalam hadis yang lain,
menempatkan sanad (jalur perawi) pada matan (isi) hadis yang bukan
semestinya, dan yang serupa dengan itu.

Mengetahui 'ilal (bentuk jamak dari `illah) adalah hal yang tersamar
bagi banyak ahli hadis, ia dapat dikatakan jenis ilmu hadis yang paling
dalam dan rumit.

Jika salah satu dari 5 syarat tersebut di atas tidak terpenuhi, maka
hadis tersebut tidak bisa digolongkan sebagai hadis shahih.

Adapun hadis hasan, ia masih memenuhi kelima syarat tersebut, hanya saja
kurang sempurna dalam memenuhi syarat dhabt (hafalan).

Adapun yang disebut dengan hasan shahih, adalah istilah yang dibuat oleh
al-Imam at-Tirmidzi. Ia dapat bermakna:

1. Bila hadis tersebut mempunyai 2 sanad, maka maksudnya shahih menurut
sanad yang satu, dan hasan menurut sanad yang lain

2. Bila hadis tersebut hanya mempunyai 1 sanad, maka maksdunya shahih
menurut sebagian ulama hadis, dan hasan menurut sebagian yang lain.

Adapun shahih li ghairihi adalah hadis hasan yang "naik pangkat" menjadi
hadis shahih karena ada penguat dari jalur periwayatan yang lain.

Adapun hasan li ghairihi adalah hadis dhaif yang "naik pangkat" menjadi
hadis hasan karena ada penguat dari jalur periwayatan yang lain.

PSIH I (Pengantar Study Ilmu Hadist)

Pengantar Studi Ilmu Hadis 1 (PSIH 1)
Tuesday, November 3, 2009 7:05 AM
From:
"syaikhu_pdklapa"
Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com


Bismillahirrahmanir rahim

Berikut ini saya ringkas dari buku "Pengantar Studi Ilmu Hadits"
(Mabahits Fii 'Ulumil Hadits), karangan asy-Syaikh Manna al-Qaththan,
seorang dosen mumpuni di Universitas Ibnu Su'ud. Seri ini tidak akan
berurut seperti pembahasan di dalam bukunya. Juga tidak akan memuat
semua pembahasan dalam buku tsb (baca ndiri ya, klo pengen tau :).
Bagusnya sih memulai dari "Pengantar Studi Ilmu Al-Quran" dulu.... tapi
karena yg ntu lagi di jakarta bukunya, jadi pake yg ada dulu ajalah...

Yang saya lakukan adalah meringkas, jadi mungkin kalimatnya tidak sama
persis dengan bukunya. Bahkan ada bagian yang saya tambahkan, terkait
perkataan yg tdk dijelaskan, atau tambahan dalil yang dapat lebih
menguatkan, dll. Selain itu, pelafalan juga tidak semuanya sesuai dg
bahasa arab. Seperti "hadis" yg mungkin lebih tepat memakai "ts", atau
nama2, seperti "Umar", yang sebenarnya memakai " 'ain", bukan
"alif/hamzah"

Selamat menikmati :)

------------ --------- --------- --------- --------- --------

PSIH 1 : Perhatian terhadap Hadis

Para sahabat, tabi'in (generasi stlah sahabat), dan tabi'ut-tabi' in
(generasi stl tabi'in) sangat perhatian dalam menjaga hadis-hadis Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan periwayatannya dari generasi ke
generasi yang lain, karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap agama.
"Telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi kalian"
(Al-Ahzab : 21)

"Semoga Allah memberikan cahaya pada wajah orang yang mendengar hadis
dari kami lalu menghafal hingga menyampaikannya. Berapa banyak orang
yang membawa ilmu lalu menyampaikannya kepada orang uang lebih faham
daripadanya, dan berapa banyak orang yang membawa ilmu namun tidak
mengerti"
(HR. Abu Dawud, an-Nasa'i, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi, ia berkata,
"hadis ini hasan")

Maka periwayatan hadis masih tetap menjadi suatu kemuliaan bagi paa
sahabat dan para pendahulu kita demi menjaga warisan Nabi, "ilmu ini
akan dibawa oleh orang-orang yang adil dari setiap pendahulu, mereka
menolak penyelewengan orang-orang yang melampaui batas, anutan
orang-orang yang batil, dan penakwilan orang-orang yang bodoh"
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, ad-Darimi, Ahmad, dan at-Tirmidzi, ia
berkata "ini hadis hasan shahih")

Diriwayatkan Abu Ayyub berangkat dari Madinah menuju Mesir hanya untuk
meriwayatkan sebuah hadis dari 'Uqbah bin 'Amir.
(Diriwayatkan Ibnu Abdil-Barr)

Para tabi`in dan para pengikutnya tidak kalah tamaknya dalam mencari
hadis dari para sahabat. Majelis mereka dipenuhi dengan hadis Rasulullah
shallallahu `alaihi wasallam. ereka rela menanggung kesusahan dan
kesulitan, serta menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkannya. Said bin
al-Musayyib berkata, "Untuk mendapatkan satu hadis, aku rela menempuh
beberapa hari perjalanan siang dan malam"
(Diriwayatkan ar-Ramahurmuzi)

Asy-Sya'bi menceritakan sebuah hadis kepada seseorang lalu berkata
kepadanya, "Aku berikan ini kepadamu secara cuma-cuma, yang pernah
didapatkan dengan menempuh perjalanan ke Madinah"

Sepuluh sebab pembatalan keislaman seseorang

Salah seorang ulama Ahlus Sunnah dari negeri Yaman, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Washabi, menulis dalam kitab beliau yang ringkas “Al-Qaulul Mufid fi Adillati At-Tauhid,” sepuluh sebab yang menyebabkan batalnya keislaman seseorang. Tidak seperti batalnya jenis-jenis ibadah lain di dalam Islam yang tidak mengeluarkan seseorang dari agama, batalnya keislaman berakibat fatal kepada pelakunya di dunia dan di akhirat.

Sepuluh Pembatal Keislaman itu ialah:
1. Syirik
2. Murtad
3. Tidak mengkafirkan orang kafir
4. Meyakini kebenaran hukum thaghut
5. Membenci sunnah Rasul, meskipun diamalkan
6. Mengolok-ngolok agama
7. Sihir
8. Menolong orang kafir untuk memerangi kaum musliman
9. Meyakini bolehnya keluar dari syariat Allah
10.Tidak mau mempelajari dan mengamalkan agama

Mari kita jadikan tulisan beliau sebagai bahan koreksi bagi kita semua, jangan sampai gara-gara kebodohan dan kelalaian kita selama ini keislaman kita sudah tidak lagi diakui Allah Ta’ala.

Kamis, 19 November 2009

Rahasia Silaturahim

Rahasia Silaturrahim

oleh: Abdullah Gymnastiar

Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturrahim, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR Ibnu Majah)

Silaturrahim tidak sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati. Hal ini sesuai dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahim yang berarti kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini Rasulullah saw bersabda, "Yang disebut bersilaturrahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturrahim itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR Bukhari).

Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang tinggi. Boleh jadi kita melakukannya karena merasa malu atau berhutang budi kepada orang tersebut. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturrahim kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya walau harus menempuh jarak yang jauh dan melelahkan, maka
inilah yang disebut silaturrahim. Apalagi kalau kita bersilaturrahim kepada orang yang membenci kita, seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah silaturrahim yang sebenarnya.

Rasulullah saw pernah memberikan nasihat kepada para sahabat, "Hendaklah kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah". Para sahabat pun bertanya, "Apakah yang dimaksud itu, ya Rasulullah?" Beliau kemudian bersabda lagi, "Hendaklah kalian suka menghubungkan tali silaturrahim kepada orang yang telah memutuskannya, memberi sesuatu (hadiah) kepada orang yang tidak pernah memberi sesuatu kepada kalian, dan hendaklah kalian bersabar (jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap kalian bodoh." (HR Hakim).

Dalam hadis lain dikisahkan pula, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasulullah saw kepada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyembungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shalih yang besar pahalanya.
Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturrahim" (HR Bukhari Muslim).

* * *

Sayur Bola Santan

Bahan Bola-bola
100 gr tenggiri giling
1 sdm tepung sagu
1/2 sdt garam
1/4 sdt merica bubuk
1/4 sdt gula pasir
1 siung bawang putih, diparut

Bahan Sayuran
150 gr wortel, diparut kasar
1 bh labu siam diparut kasar
2 bh cabe merah diiris serong
2 cm lengkuas, dimemarkan
2 cm jahe dimemarkan
3 btr cengkeh
1000 ml santan dari 1/2 btr kelapa
2 sdm minyak untuk menumis
garam dan gula pasir secukupnya

Bumbu halus
10 btr bawang merah
4 siung bawang putih
3/4 sdt ketumbar 2 btr kemiri disangrai

Cara membuat
1. Bola-bola
Aduk bahan bola-bola dan bentuk seperti bola dengan sendok
rebus dalam air mendidih sampai matang(terapung)
2. Sayuran.
Panaskan minyak tumis bumbu halus, cabe merah, lengkuas, jahe, dan cengkeh
sampai harum.
3. Masukkan bola-bola, aduk rata, tambahkan wortel dan labu siam. Aduk sampai layu
4. Masukkan santan, garam dan gula pasir, masak sampai matang

(saji*kreasi)

Ubi pandan balut kacang

Bahan
100 gr ubi putih , dikukus, dihaluskan
150 gr tepung ketan putih
120 ml santan dari 1/2 btr kelapa, dihangatkan
2 sdm air pandan suji (dari 5 lbr daun suji dan 2 lbr daun pandan)
2 tetes pewarna hijau
50 gr gula merah, disisir halus untuk isi

Bahan pelapis
75 gr kelapa parut kasar dikukus
100 gr kacang tanah sangrai,dicincang kasar

Cara membuat
1. Campur ubi dan epung ketan putih aduk rata
2. Masukkan santan, air pandan suji, dan pewarna hijau sedikit-sedikit sambil
diulenisampai kalis.
3. Ambil adonan, pipihkan, isi dengan gula merah, bentuk oval.
4. Rebus dalam air mendidih sampai terapung(matang) angkat, gulingkan kedalam
campuran kelapa parut dan kacang tanah.

(Saji*kreasi)

Rabu, 18 November 2009

Kacang Mede Telur

B a h a n
500 gr kacang mede
2 butir telur
50 gr tepung gula
2 sdt kaldu ayam bubuk
1 sdt cabe bubuk
200 grm tepung terigu protein tinggi
1 1/2 sdt kaldu ayam bubuk
1 1/2 sdt cabe bubuk

Cara Membuat
1 Oven kacang mede 25 menit dengan suhu 150 derajat celcius
2 Kocok telur sampai setengah mengembang, tambahkan tepung gula, kocok sampai kembang.
3 Masukkan kaldu ayam dan cabe bubuk aduk rata.
4 Tambahkan kacang mede aduk rata dan tiriskan.
5 Gulingkan dicampuran terigu, kaldu ayam, dan cabe sambil diangkat angkat, ulangi 2 kali
6 Goreng kacang dengan minyak yg sudah dipanaskan, dng api kecil sampai matang.

(sumber "Sedap khusus Pemula)

Riwayat Pertama kali Qurban

"Dan bacakanlah kpd mereka kisah dua orang putra adam dgn sebenarnya, ketika keduanya berqurban dengan suatu pengurbanan maka diterima dari salah seorang keduanya (habil) dan tidak diterima dr yg lain (Qabil). Qabil berkata sungguh aku akan membunuh engkau "Habil berkata"sesungguhnya Allah hanya menerima Qurban dari orang2 yg bertaqwa". (QS;Al-Maidah 27)

Ayat diatas mengisah kan kedua putra Adam yaitu Qabil dan Habil dimana sesuai hukum Allah, Qabil hanya diperbolehkan menikahi Labuda (saudara kembar Habil), sedangkan Habil hanya diperbolehkan menikahi Iqlima ( saudara kembar Qabil), tetapi Qabil tidak mau menerima keputusan dari Allah tsb dan ia menginginkan untuk menikahi Iqlima saudara kembarnya sendiri, karena Iqlima seorng wanita yang cantik jika dibanding Labuda.
Kemudian Nabi Adam membuat solusi atas petunjuk Allah bahwa Qabil & Habil disuruh berQurban, dan barang siapa yg diterima Qurbannya oleh Allah maka ia boleh menikahi Iqlima.
Yang menjadi qurban merupakan sesuatu yg disayangi.
Qurban dari Habil seekor domba gemuk yg memeng menjadi kesayangannya, sedangkan Qabil seekor domba yg kurus, dan sesuai dengan firman Allah diatas qurban yg diterima Allah adalah qurbannya Habil.

Rabu, 11 November 2009

Pukis Tumpuk

Bahan:
11/2 sdt ragi instan
150 ml santan dari 1/2 btr kelapa
3 btr telur
120 grm gula pasir
150 gr tepun terigu
25 grm margarin yg dilelehkan
1/4 sdt garam
2 tetes pewarna hijau
1/4 sdt esens pandan
50 gr kelapa muda diserut panjang, tiriskan untuk taburan

Cara membuat:
1. Campur ragi instan dan santan, aduk rata dan diamkan 15 menit
2. Kocok gula pasir dan tlur sampai mengembang. Tambahkan tepung terigu
sambil dianyak dan diaduk rata.
3. Tuangkan campuran ragi instan, aduk rata dan diamkan 30 menit
4. Masukkan margarin leleh, garam, pewarna hijau, dan esens pandan, aduk rata.
5. Panaskan cetakan poffertjes, tuangkan adonan tutup biarkan 1/2 masak taburkan
serutan kelapa muda, masak sampai matang.

(saji edisi 109)

Ketan Hijau Gulung

Bahan:
200 gr beras ketan, direndam 1 jam, dikukus 20 mnt
100 ml santan dari 1/4 bt kelapa
25 ml air pandan suji dari 10 lbr daun suji & 2 lr daun pandan
1/2 sdt garam

Bahan dadar:
2 btr telur , 1 sdt air
1/8 sdt garam
3 sdm abon sapi utk isi

Cara membuat:
1. Rebus santan, air pandan suji, & garam sambil diaduk sampai mendidih.
Tambahkan beras ketan adak sampai meresap. kukus sampai matang(40 mnt)
2. Dadar, kocok lepas telor garam dan air, buat dadar tipis2 di wajan datar diameter 18 cm.
3. Pipihkan ketan di atas dadar, tabur abon sapi, gulung dan padatkan.
Sajikan dengan dipotong serong.

(saji edisi 109)

Terung bumbu gudeg

Bahan:
3 bh terung unggu masing2 dibelah dua
5 lembar kol dipotong kotak
2 lbr daun salam
2 btg serai memarkan
2 cm laos memarkan
2 bh cabe hijau besar, dipotong potong
2 bh cabe merah besar, dipotong potong
700 ml santan dari 1/2 btr kelapa
garam & gula merah secukupnya
2 sdm minyak untuk menumis

Bumbu halus
8 btr brambang, 3 siung bawang,
11/4 sdt ketumbar, 1/2 merica,
5 btr kemiri disangrai

Cara membuat
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun salam,
serai, laos, cabe merah, cabe hijau sampai harum.
2. Masukkan terung aduk sampai layu, tuangkan santan
gula merah, garam, masak sampai mendidih, tambahkan
kol, masak sampai matang

( saji edisi 109)

Sabtu, 07 November 2009

Tangkis Bencana dengan Sedekah

Tangkis Bencana dengan SedekahOleh : Uti Konsen.U.M. (APPost)Kalautidak mengandung samudera hikmah dan lautan pahala, tentu RasulullahSAW tidak akan menganjurkan untuk selalu bersedekah kepada parasahabat, bahkan termasuk kepada sahabat yang paling miskin, seperti AbuDzar Al Ghifari, Bilal dan Abu Dhamdham. Saking “penasaran“, Abu Dzarpernah bertanya “Wahai Nabi Allah. Engkau selalu memerintahkan kepadakami untuk bersedekah, apa hakekat sedekah itu ?“ Rasulullah SAWmenjawab dengan satu kalimat yang diulanginya tiga kali berturut-turut“Sedekah itu sesuatu yang ajaib!“.Rasulullah SAW bersabda “Jika aku perintahkan kalian akan sesuatu, makalakukanlah sebagian dari sesuatu itu semampu kalian. Akan tetapi, jikaaku melarang kalian dari sesuatu, maka tinggalkanlah sesuatu ituseluruhnya (secara total). Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman,“Wahai anak Adam, kosongkanlah gudangmu untuk memenuhi apa yang ada disisi-Ku. Engkau akan selamat dari kebakaran, kebanjiran, pencurian dankejahatan. Itu semua lebih engkau butuhkan“ (HR.Thabrani dan Baihaqi)..Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah dapat menolak tujuhpuluh pintu bencana “. Karena itu Nabi SAW menganjurkan agar bersedekahsetiap hari, pada awal pagi dengan apa saja. Karena bencana atau balatidak akan menembus benteng sedekah seorang mukmin. Ujar Ibnu AlQayyim, “Allah menolak beragam bencana dengan sedekah. Ketentuan initelah populer, baik bagi para ulama maupun orang awam. Oleh karena itu,banyak penduduk bumi yang mengandalkan sedekah, karena mereka telahmencobanya.” Ibnu Abi Alja’ad menandaskan, “Sesungguhnya sedekahmenolak tujuh puluh pintu keburukan“. Dalam bagian lain Ibnu Al Qayyimbertutur, “Sedekah memiliki dampak yang luar biasa untuk menolakberbagai macam bala meskipun sedekah itu dikeluarkan oleh orang yangfasik, zalim atau kafir. Dengan mengeluarkan sedekah, Allah akanmenolak berbagai macam bala yang akan menimpa orang itu.”Dikisahkan Jibril memberi tahu nabi Isa AS. perihal kematian tukangcuci. Ketika Isa As pergi ke tempat tukang cuci itu, ia sedang mencuci.Nabi Isa terkejut karena ternyata tukang cuci itu masih hidup. Jibrilturun memberi tahu Isa AS “Karena dia bersedekah dengan 3 potong roti.Allah pun menghindarkannya dari bencana kematian. Sebenarnya di dalamtumpukan pakaian yang dia bawa, ada seekor ular hitam yang akanmenggigitnya. Namun Allah menyelamatkannya dari bencana itu karenasedekahnya“.Satu hari malaikat maut menemui nabi Ibrahim AS dan bertanya “Siapaanak muda yang tadi bertamu ke rumahmu?“. ”Ia sahabat sekaligusmuridku,“ jawab Nabi Ibrahim. ”Apa maksud kedatangannya menemuimu!“.“Dia mengutarakan niatnya akan menikah esok pagi,“ kilah Ibrahim.”Sayang sekali ya, usia anak muda itu tidak akan sampai esok pagi,“ujar malaikat maut. Setelah itu ia segera meninggalkan nabi Ibrahim.Ternyata esok harinya Nabiyallah Ibrahim masih melihat dan menyaksikanwalimah pernikahan anak muda itu. Bahkan usia anak muda itu sampai 70tahun. Ketika perihal tersebut ditanyakan Ibrahim kepada malaikat maut,ia menjawab : “Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anakmuda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yangmembuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut,hingga engkau masih melihatnya hidup“.Dua orang akhwat dari salah satu Ponpes di Bandung mengaku baru kembalidari kampung halamannya di Jawa Tengah. Keduanya bercerita, tentangkejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan busantarkota, beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan, bus yangditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Bahkanpara penumpang yang duduk didekatnya meninggal seketika denganbersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua akhwatitulah yang selamat dengan tidak terluka sedikitpun. Menurut pengakuankeduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya waktu itu, yakniketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu danselama dalam perjalanan selalu melafazdkan zikir (Dahsyatnya Sedekaholeh Aa Gym). Dalam kaitan ini, terbukti lagi kebenaran sabdaRasulullah SAW “Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bencanaatau bala tidak pernah mendahului sedekah“. “Belilah semua kesulitanmudengan Sedekah“. “Obatilah penyakitmu dengan sedekah“. “Sedekah itusesuatu yang ajaib“. “Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana“.Diceritakan, bahwa di zaman Nabi Sulaiman AS terjadi sepasang merpatimengadu, bahwa telurnya selalu diganggu oleh seseorang yang jahil.Sulaiman AS memerintahkan kepada iblis menjaga keselamatan telurmerpati itu dan mematahkan pria yang akan mengganggunya. Suatu hari siMerpati datang mengadu kepada Sulaiman. Nabi Sulaiman memintapertanggungan jawaban si Iblis yang ditugasi. Si Iblis berkata, “Kamitidak dapat menekuk batang leher si pengganggu itu, karena ia dikawaloleh dua malaikat. Pria yang jahil itu, sebelum keluar rumah, di pagiharinya, ia telah bersedekah sekeping roti kering kepada si pengemis.Maka dianjurkan ketika terjadinya bencana, untuk mengasihi kaum duafadengan bersedekah kepada mereka. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW,“Saling mengasihilah di antara kalian, niscaya kalian akan dikasihi.Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman ( Allah ). Salingmengasihilah di antara kalian orang-orang dimuka bumi ini, niscayakalian akan dikasihi oleh yang ada di atas langit“. Telah diriwayatkandari Umar bin Abdul Aziz, bahwasanya beliau dahulu pernah menulisperintah kepada para pembantunya – ketika terjadinya gempa bumi agarmereka bersedekah. Wallahualam. **

Hadis Shahih dan Hadis Hasan


Flag this message
[daarut-tauhiid] PSIH 2 : Hadis Shahih dan Hadis Hasan?
Thursday, November 5, 2009 1:00 AM
From:
"syaikhu_pdklapa" Add sender to Contacts
To:
daarut-tauhiid@yahoogroups.com

Shahih menurut istilah ilmu hadis ialah hadis yang sanadnya (jalurperiwayatan) bersambung dari permulaan sampai akhir, disampaikan olehorang-orang yang adil, memiliki kemampuan menghafal yang sempurna(dhabit), serta tidak ada penyelisihan dengan perawi yang lebihterpercaya darinya (syadz), dan tidak ada 'illat yang berat.1. Sanad bersambung maksudnya setiap perawi telah mengambil hadis secaralangsung dari gurunya mulai dari awal sampai akhir sanad.2. Perawi yang adil maksudnya setiap perawi harus seorang muslim,baligh, berakal, tidak fasik (bermaksiat/ tidak taat), dan berperangaibaik. Tentang baligh, asy-Syaikh al-Qaththan mengatakan bahwa pendapatyg benar adalah syarat baligh ketika meriwayatkan hadis. Adapun ketikamendengar/menerima hadisnya, tidak disyaratkan perawi tersebut sudahbaligh, namun cukup dengan tamyiz (bisa membedakan, memahami perkataanorang)3. Dhabt yang sempurna maksudnya setiap perawi harus sempurnahafalannya. Terbagi dua, yaitu dhabt shadr, dan dhabt kitab.Dhabt shadr adalah apabila seorang perawi benar-benar menghafalnya dalamdadanya (shadr), dan mampu mengungkapkannya kapan saja.Dhabt kitab adalah apabila seorang perawi "menjaga" hadis yang telahdidengarnya dalam bentuk tulisan.4. Tidak ada syuzudz (syadz) maksudnya adalah perawinya tidakmenyelisihi riwayat perawi yang lebih tsiqah (terpercaya) darinya.5. Tidak ada 'illat yang berat, maksudnya tidak ada cacat pada hadistersebut. 'illat adalah sebab tersembunyi yang dapat merusak statuskeshahihan hadis meskipun zhahirnya tidak nampak cacat.Contoh 'illat adalah menyambung yang munqathi (terputus sanadnya),memarfu'kan (menyambung sampai Nabi saw) hadis yang mauquf (hanya sampaiperkataan sahabat), memasukkan suatu hadis ke dalam hadis yang lain,menempatkan sanad (jalur perawi) pada matan (isi) hadis yang bukansemestinya, dan yang serupa dengan itu.Mengetahui 'ilal (bentuk jamak dari `illah) adalah hal yang tersamarbagi banyak ahli hadis, ia dapat dikatakan jenis ilmu hadis yang palingdalam dan rumit.Jika salah satu dari 5 syarat tersebut di atas tidak terpenuhi, makahadis tersebut tidak bisa digolongkan sebagai hadis shahih.Adapun hadis hasan, ia masih memenuhi kelima syarat tersebut, hanya sajakurang sempurna dalam memenuhi syarat dhabt (hafalan).Adapun yang disebut dengan hasan shahih, adalah istilah yang dibuat olehal-Imam at-Tirmidzi. Ia dapat bermakna:1. Bila hadis tersebut mempunyai 2 sanad, maka maksudnya shahih menurutsanad yang satu, dan hasan menurut sanad yang lain2. Bila hadis tersebut hanya mempunyai 1 sanad, maka maksdunya shahihmenurut sebagian ulama hadis, dan hasan menurut sebagian yang lain.Adapun shahih li ghairihi adalah hadis hasan yang "naik pangkat" menjadihadis shahih karena ada penguat dari jalur periwayatan yang lain.Adapun hasan li ghairihi adalah hadis dhaif yang "naik pangkat" menjadihadis hasan karena ada penguat dari jalur periwayatan yang lain.Wallahu a`lam------------ --------- ---

Jumat, 06 November 2009

A N D A I K A N S A J A

Andai saja kau rakyat jelata
Andai saja kau kaum duapa
Adakah orang yg akan memberimu
M..........M....................................an
T............T.....................................an
Jangan jangan sebuah uang logampun susah kau dapat dengan ikhlas

Andai aku seorang yg berkuasa dinegeri ini
Seorang pejabat pemerintah atau apapun namanya
Sanggupkah aku tuk menolak M...M...an
Apalagi besarnya sampai T...T...an
Entahlah....Tak sanggup ku tuk membayangkannya

Andaikan ku sekarang seorang pengusaha
seorang konglomerat yg sukses
Harta sudah tak lagi isa kuhitung dengan alat hitungku yg ada
Tapi bisakah ku ikhlas memberikan padamu
M....M.....an atau T....T.....an tanpa sesuatu yg kuingini

Alhamdulillah Fuji kehadiratmu ya Allah
Aku bukanlah seorang duafa
Aku bukan pula seorang konglomerat
Juga bukan seorang pejabat
Aku hanya seorang hambaMU yg tlah Kau karuniai kenikmatan hidup